YBS DAS Gandeng MDA dan Widyasabha Kunjungi Disdikpora Buleleng, Sosialisasi Dharma Gita Jadi Muatan Lokal Pendidikan

(Baliekbis.com), Ketua Yayasan Bangun Sastra Dirgahayu Ambara Swari (YBS DAS) Gede Ngurah Ambara Putra bersama tim berkunjung  ke kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk mensosialisasikan tentang Dharma Gita. Karena di balik pelajaran Dharma Gita ini banyak sekali tertanan nilai seni budaya, dan pemahaman mengenai sastra Jawa Kuno maupun Bali Kuno.

“Maka itu, saya berharap agar Disdikpora Buleleng bisa memasukkan Dharma Gita ke dalam muatan  lokal pendidikan dan ekstra kurikuler,” ujar Ambara, Rabu (9/11) sembari menyampaikan melalui Dharma Gita ini nanti bisa menjadi ruang dalam pelestarian seni budaya.

“Pemahaman Dharma Gita ini bisa dimulai dari siswa tingkat SD hingga SMP. Karena Dharma Gita ini mengajarkan para siswa untuk bisa melantunkan ayat-ayat suci lewat makekidung atau mawirama,” ucapnya. Lanjut Ngurah Ambara, dalam kunjungan tersebut hadir Kadisdikpora Buleleng, Sekretaris Majelis Desa Adat (MDA) dan Sekretaris Widyasabha Kecamatan Buleleng. Sekretaris MDA Kecamatan Buleleng Wayan Susila sempat mengatakan agar Dharma Gita nantinya bisa dimasukkan ke dalam muatan lokal pendidikan atau ekstra kurikuler. Apalagi Gubernur Bali Wayan Koster sempat menyampaikan kalau seni budaya musti terus dilestarikan, baik di wawidangan desa adat, masyarakat maupun di sekolah. Jika perlu dimasing-masing Kabupaten/Kota di Bali ada pesraman yang nantinya bisa dijadikan pusat pelestarian seni budaya.

“Bahkan dari Gubernur Bali juga berharap agar pasraman Hindu tersebut nantinya ada sekolah yang diperuntukkan bagi para siswa dari tingkat Paud, TK, SD, SMP, SMK/SMA,” terangnya. Ia juga menyampaikan kalau di MDA Kecamatan maupun Widyasabha Kecamatan sangat mendukung apa yang sudah dilakukan oleh YBS DAS yang begitu gencarnya mensosialisasikan Darma Gita ini sebagai bagian dari pelestarian seni budaya. “Selain itu, YBS DAS juga mampu menggajak masyarakat, serta mengajak generasi muda untuk mau belajar tentang tentang pendalam sastra Jawa Kuno atau Bali Kuno melalui Dharma Gita yang disajikan lewat mekekidung atau mewirama,” imbuhnya.

Kadisdikpora Buleleng Made Astika menambahkan sebenarnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dari Kurikulum Merdeka Belajar juga sudah terdapat muatan lokal seni budaya yang masuk dalam mata pelajaran daerah. Dharma Gita nanti masuknya bisa lewat muatan lokal pendidikan Agama Hindu atau pendidikan Bahasa Daerah (Bahasa Bali). Agar Dharma Gita bisa masuk kedalam muatan lokal pendidikan tentu perlu penambahan jam mata pelajaran. “Selanjutnya mengenai pasraman, nantinya bisa kembali dibahas di Kementerian Agama. Apakah pasraman tersebut dikembangkan di masing-masing Kabupaten/Kota di Bali sebagai bagian pelestarian seni budaya,” tambahnya. (sus)