Wujudkan Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir, Pemprov Bali Ajak Awak Media ‘Intip’ Surabaya

(Baliekbis.com), Pengelolaan sampah masih menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Beruntung, Gubernur Bali Wayan Koster di awal kepemimpinannya bergerak cepat dengan menerbitkan Pergub 97 Tahun 2018 yang mengatur pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Langkah konkrit ini bukan saja mendapat apresiasi dari banyak pihak namun secara nyata mengurangi jumlah sampah plastik yang beredar di Bali. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali menyebutkan jumlah timbulan sampah plastik di TPA regional sarbagita pada bulan Maret 2019 sebesar 1400 ton atau mengalami penurunan hingga 50 persen dari 2880 ton sebelum Pergub dikeluarkan. Pengurangan ini salah satunya berasal dari tiada lagi kantong plastik di toko modern yang sebelumnya mencapai 8.760 kg pada Desember 2018. Selain itu Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik yang melibatkan berbagai komponen masyarakat yang ada di Bali berhasil membersihkan sampah anorganik dari lingkungan sebanyak 462.000 kg se Bali.

Kebijakan ini tentu saja baru sebagian dari rencana Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Bali. Gubernur asal Desa Sembiran ini telah merancang upaya penanganan sampah yang holistik mulai dari hulu sampai ke hilir. Sebagai salah satu langkah untuk mendukung rencana Bapak Gubernur sekaligus untuk mendapatkan gambaran penanganan sampah di hulu, Pemerintah Provinsi Bali mengajak awak media untuk ‘mengintip’ penanganan sampah di Kota Surabaya. Bukan rahasia bahwa Kota Surabaya telah mendapat banyak pengakuan karena upaya pengelolaan sampahnya yang sudah baik.


Rombongan awak media baik cetak, elektronik maupun online yang dipimpin Asisten Administrasi Umum I Wayan Suarjana dan didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali A.A Oka Sutha Diana mengunjungi beberapa lokasi terkait pengelolaan sampah di Surabaya, Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).

Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Pusat Daur Ulang Jambangan. Di lokasi yang mulai beroperasi tahun 2016 ini sampah organik dan anorganik yang dikumpulkan dari seluruh kelurahan Jambangan dipilah dan diolah menjadi pupuk organik. Dengan bermodal 25 gerobak sampah, PDU Jambangan bisa mengumpulkan sampah sebanyak 5-6 ton. Pengawas PDU Jambangan Hadi Waskito mengatakan fasilitas ini bisa mengurangi sekitar 50 persen sampah yang dibawa ke TPA. “Jadi 2,5 sampai tiga ton kita olah disini menjadi [pupuk-red] organik,” kata Waskito. Ia menambahkan kompos yang dihasilkan dari PDU Jambangan didistribusikan ke seluruh taman-taman yang ada di Surabaya. Selain itu masyarakat ber-KTP Surabaya boleh mengambil secara gratis, termasuk instansi pemerintah seperti kelurahan, kecamatan, puskesmas dan sekolah.

Salah satu kelebihan PDU Jambangan adalah penggunaan larva lalat tentara hitam untuk mempercepat proses pengomposan. Selain bisa digunakan sebagai kompos, larva lalat tentara hitam juga punya nilai tambah lain sebagai pakan ternak.  Kelebihan lainnya adalah fasilitas ini juga dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mini yang bisa menghasilkan listrik 4000 Watt yang cukup untuk kebutuhan operasional PDU Jambangan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Andhini Kusumawardani Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya mengatakan fasilitas TPST-3R seperti ini sudah ada tiga di Surabaya, yakni di Jambangan, Sutorejo dan Tambak Oso Wilangun. “Yang di Sutorejo bantuan dari Kitakyushu, yang ini bantuan dari KLHK dan di Tambak Oso kami bikin sendiri,” kata Andhini. Karena kesuksesannya, Pemkot Surabaya tahun ini membuat lima lagi yang direncanakan bisa beroperasi tahun 2020.

Berdasarkan pengalaman di Tambak Oso Wilangun, Andhini mengatakan anggaran yang diperlukan untuk membuat satu TPST-3R sebesar 2 milyar rupiah.

Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Bali Wayan Suarjana mengatakan banyak belajar dari kunjungan ke Surabaya. Salah satunya mengenai komitmen pemerintah yang kuat untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Surabaya. Ia mengatakan keberhasilan kota Surabaya tidak lepas dari perubahan pola pikir dalam mengelola sampah. Menurutnya dengan kunjungan ini Bali memiliki gambaran pengelolaan sampah yang bisa saja diimplementasikan di Bali. “Kebetulan di Bali dengan visi misinya bapak Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali salah satunya adalah bagaimana menjaga keseimbangan alam Bali yang bersih sekala lan niskala salah satunya adalah membersihkan sampah menjadi yang berguna,” kata Suarjana.

Wayan Suarjana mengatakan pihaknya belajar banyak dari kunjungan ke TPA Benowo. “Ini adalah sebuah bekal yang baik bagi kita khususnya Bali karena disini menurut saya sudah berhasil dari tidak ada menjadi ada,” ujar mantan Sekwan Provinsi Bali ini. Ia mengatakan keberhasilan Pemkot tidak lepas dari perubahan pola pikir dalam mengelola sampah. Menurutnya dengan kunjungan ini Bali memiliki gambaran pengelolaan sampah yang bisa diimplementasikan di Bali. “Kebetulan di Bali dengan visi misinya bapak Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali salah satunya adalah bagaimana menjaga keseimbangan alam Bali yang bersih sekala lan niskala salah satunya adalah membersihkan sampah menjadi yang berguna,” kata Suarjana. Ia optimis, kunjungan ini akan bermanfaat untuk pengelolaan sampah dari tingkat hulu di Provinsi Bali.

Selain mengunjungi TPST-3R, rombongan pers Pemprov Bali juga mengunjungi Command Center 112 Surabaya dan TPA Benowo. Dengan banyaknya CCTV dan kanal yang dipantau Command Center bisa mengawasi berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Surabaya termasuk persoalan sampah. Sementara di TPA Benowo awak media mendapat gambaran pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik. (ist)