Wisnuardhana: Kementan Gelontor Rp 100 Miliar Untuk Pertanian Bali

(Baliekbis.com), Dinas Pertanian Provinsi Bali akan menerima bantuan Rp 100 miliar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pertanian (Kementan).

“Dana yang akan disalurkan tersebut bertujuan untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali tahun 2021,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si, Senin (8/3/2021).

Dikatakan, dana bantuan tersebut sudah lama diajukan lewat proposal. Itupun dari hasil saran Gubernur Bali Wayan Koster, mengingat dana pendapatan daerah berkurang.

“Dengan mengajukan dana tersebut maka dipastikan nantibya tidak membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD),” ucapnya.

Dijelaskan, dana Rp 100 miliar semuanya akan disalurkan di masing-masing pos pembiayaan pembangunan pertanian di Bali.

“Dimana dana yang sudah ada nantinya akan diperuntukkan bagi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan Rp 97,6 miliar, dana alokasi khusus bidang pertanian Rp 1,06 miliar, dan dana bagi hasil cukai, serta hasil tembakau Rp 1,3 miliar,” jelasnya.

Lanjutnya, anggaran bantuan dari APBN Kementan tersebut akan segera dieksekusi tahun 2021 ini. Prioritasnya adalah untuk membantu para petani dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

“Apalagi kegiatannya sudah dirancang sepenuhnya, dan sudah masuk dalam bentuk padat karya seperti membangun infrastruktur jalan usaha tani, embung/cubang, dan perbaikan irigasi,” imbuhnya.

Ditambahkan, bantuan yang akan diterima nanti bisa dalam bentuk hibah uang, artinya uang yang akan diberikan kepada petani. Dipastikan untuk 20 persennya bisa dipakai upah. Hal ini juga sebagai upaya agar petani punya lapangan pekerjaan.

Penggunaan anggaran lainnya yang termasuk refocusing adalah membantu sarana-prasarana pertanian. Bahkan ada beberapa kelompok tani nantinya juga akan diberikan bantuan bibit, pupuk dan alat atau mesin pertanian agar bisa berusaha tani dengan biaya murah.

Kemudian prioritas lainnya yakni untuk memperbaiki sektor hilir seperti  pemasaran hasil pertanian. Salah satu contohnya adalah memberikan bantuan peralatan kepada petani kopi dan kakao supaya nanti saat Pandemi Covid-19 sudah berlalu, maka petani bisa memasarkan olahannya dengan nilai jual yang bagus dan tinggi.

“Yang tak kalah penting adalah implementasi sistem pertanian organik menuju Bali Pulau Organik. Terlebih, berbagai produk hukum telah disiapkan dalam mendukung hal tersebut,” tambahnya. (sus)