Widodo Pasrah, Ada Skenario Jegal Bali United Juara

(Baliekbis.com), Euforia para pemain Bali United pasca kemenangan krusial atas PSM mendadak sirna, menyusul keputusan  Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menyatakan Mitra Kukar kalah WO dan memberikan kemenangan Bhayangkara FC dengan skor 3-0. Komdis PSSI menilai Mitra Kukar memainkan Mohamed Sissoko saat melawan Bhayangkara 3 November silam yang berakhir 1-1, padahal mantan pemain Liverpool itu mendapat sanksi 2 kali tidak boleh main saat melawan Bhayangkara FC dan Persiba Balikpapan. Akibatnya, pihak Bhayangkara protes dan dikabulkan Komdis, sehingga poin Bhayangkara yang sebelumnya 63 menjadi 65 poin, bahkan sudah memastikan gelar  juara Liga 1, karena berhasil mengalahkan Madura United 2-1, Rabu (8/11).

Di sisi lain, keputusan Komdis tersebut tentu sangat merugikan Bali United. Bahkan, beredar rumor di internal Bali United, ada indikasi skenario penjegalan Bali United juara. Pasalnya banyak kejanggalan dalam keputusan Komdis bernomor : 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 itu.  “Saya heran kenapa harus terjadi seperti itu, harusnya kan semua pihak tahu jika Sissoko tidak bisa main melawan Bhayangkara, ” kata CEO Bali United, Yabes Tanuri. Menurutnya,  seharusnya itu kelalaian PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1.

Yabes Tanuri.

Yabes menegaskan, keputusan Komdis PSSI tersebut sangat tidak masuk akal. “Ini sangat tidak masuk akal. Kenapa saat Sissoko bermain lawan Bhayangkara FC, tidak ada pihak yang melarang. Dan dari informasi yang kami terima juga, yang dilarang bermain saat itu Herwin TS karena akumulasi kartu dan Indra Khahfi yang mendapat sanksi larangan bermain sebanyak dua kali. Tidak ada nama Sisoko yang dilarang bermain saat Mitra Kukar lawan Bhayangkara FC,” kata Yabes.

Menurut Yabes, setiap klub di Indonesia selalu mengetahui setiap perkembangan pemain mereka, salah satunya pemain yang yang tidak bisa diturunkan. “Kita di klub selalu berhitung siapa pemain yang kena kartu, yang kena sanksi dan lain-lain. Kita tahu persis aturan itu jadi tidak mungkin kita melanggar aturan jika memang salah satu pemain tidak bisa diturunkan akibat sanksi. Jadi, bukan memberi pembelaan kepada Mitra Kukar tapi hal sangat sangat tidak wajar kalau sampai hal itu tidak diketahui,” ujar Yabes.

Sementara itu, pelatih kepala Bali United, Widodo Cahyono Putro tampak pasrah dan lebih memilih menyerahkan semuanya itu kepada Tuhan. “Sudah pasti kecewa, bagaimana semuanya bisa terjadi begitu di jelang laga-laga terakhir. Saya serahkan semuanya kepada Tuhan saja, dan lebih baik kita fokus saja untuk menyelesaikan pertandingan terakhir nanti lawan Gresik United,” tegasnya. Sementara, para pemain Bali United tetap merasa dikerjai operator kompetisi Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Komisi Disiplin (Komdis PSSI. Alasannya, mereka tahu jika dalam pertandingan tersebut nama Sissoko masih bisa dimasukkan dalam line up pemain secara online. Selain itu, dalam nota larangan bermain, hanya bek Herwin Saputra yang dapat hukuman akumulasi kartu. Artinya memang ada kelalaian dari operator kompetisi. Namun, keputusan dari Komdis PSSI berbuah tambahan poin bagi pesaing Bali United di papan atas Liga 1. “Kompetisi yang seru ini sekarang jadi tidak menarik lagi,” kata gelandang Bali United, I Gede Sukadana seperti dikutip bola.com. Selain Sukadana, bek kanan Bali United, Hasim Kipuw juga tampak kecewa karena perjuangan yang selama ini sudah dijalani sia-sia karena keputusan Komdis PSSI. Dalam akun instagramnya dia menumpahkan isi hatinya. “Hai anakku nanti, jangan jadi pemain bola ya. Kasihan melihat kakak-kakakmu berjuang sampai bertaruh nyawa, tapi cuma jadi dagelan,” tulisnya. (ibg)