Waspadai Fintech Ilegal, Teknologi Finansial Sangat Dibutuhkan Masyarakat Bali

(Baliekbis.com),Pemerintah Bali menargetkan peningkatan literasi keuangan masyarakat yang tergolong masih rendah yaitu 19,5 persen dengan inklusi keuangan yang mencapai 71,3 persen
dengan dukungan potensi UMKM.

Data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Bali mencatat rasio
kewirausahaan hingga akhir Desember 2018 sebesar 8,38 persen atau berada di atas rata-rata nasional 5 persen dan menjadikan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di provinsi ini menjadi perhatian
pemerintah pusat maupun daerah serta mendorong perusahaan teknologi untuk mengadakan edukasi
permodalan melalui finansial teknologi (fintech) untuk masyarakat luas khususnya UMKM.

Untuk mendukung upaya tersebut, DIA event organizer bersama PT Prima Fintech Indonesia (Teman
Prima), PT Harapan Fintech Indonesia (Klik Kami) dan PT Solid Fintek Indonesia (Ada Modal) mengadakan acara edukasi dan sosialisasi dalam rangka edukasi masyarakat mengenai layanan produk keuangan pinjam meminjam berbasis online atau lebih dikenal peer to peer lending yang diyakini mampu menjadi alternatif permodalan untuk akselerasi UMKM Bali dan pemenuhan gaya hidup masyarakat luas.

Acara yang diadakan pada Jumat (6/3/2020) Maret 2020 di Universitas Triatma Mulya dengan tema “Cerdas dalam menggunakan fintech” ini menghadirkan mahasiswa dari Universitas Triatma Mulya, talkshow dengan pakar industri fintech P2P lending serta pameran perusahaan finansial teknologi.

“Kami sangat berharap dengan kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital untuk masyarakat Bali,” ujar Arief Lukman Hakim selaku Manajer Operasional Teman Prima.

“Dengan adanya edukasi ini, masyarakat Bali diharapkan dapat memahami perbedaan layanan produk P2P lending serta lebih waspada terhadap fintech illegal untuk pinjaman maupun pendanaan,” tambah Chair Runisa Chaidir selaku Marketing Communications Klik Kami.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi terkait teknologi finansial sangat dibutuhkan masyarakat Bali. (bas)