Walikota Bentuk Generasi Muda Berbudaya Dalam Pembangunan Bangsa

keynote-speak-unwar-2

(Baliekbis.com), Untuk membuka wawasan generasi muda sebagai penerus bangsa mengenai revolusi mental,Badan Eksekutif  Mahasiswa (BEM) Universitas Warmadewa (Unwar) mengadakan seminar nasional bertajuk“Transformasi Generasi Muda Dalam Revolusi Mental”. Dimana Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra didaulat menjadi Keynote Speaker dalam seminar nasional ini, Sabtu (3/12) di Ballroom Matahari, Hotel Niki Denpasar. Dihadapan Wakil Rektor III Universitas Warmadewa Dr. I Wayan Parwata, Presiden BEM Unwar Denpasar I Made Mahardiana dan ratusan mahasiswa Unwar Denpasar, Walikota Rai Mantra memaparkan mengenai cara menjadi generasi muda berbudaya dalam pembangunan bangsa. Generasi muda merupakan asset terbesar di dalam sebuah bangsa, dikarenakan para pemuda ini bisa merubah segala sesuatu di negeri ini dengan pergerakan-pergerakannya, jadi pemuda ini memiliki posisi yang sangat strategis yang harus diiringi dengan mental yang baik. Di zaman sekarang ini para pemuda untuk memiliki mental yang baik haruslah menjadi generasi yang berbudaya, yang di mulai dari akal dan pikiran kita sendiri. Dimana berbudaya ini nantinya juga harus terus berkembang, disebabkan jika suatu budaya ini berkembang akan menunjukan suatu peradaban dan menunjukan suatu kemajuan, dan itulah yang disebut sebuah pembangunan bangsa yang maju.

Generasi muda didalam mencari sebuah kebudayaan merupakan ibarat mencari sebuah identitas, mencoba menjadi generasi yang mandiri serta mempunyai idialisme yang tinggi, dan ini harus terus dipertahankan dengan baik. Dikarenakan pemuda ini merupakan sebuah agen perubahan untuk membangun suatu bangsa kearah yang lebih baik. Untuk itu, memiliki mental dan karakter yang baik harus dilandasi dengan relegiusitas, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratif, percaya diri, obyektif, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, inovatif, peduli lingkungan, trampil dan tanggung jawab. Dengan ke delapan belas rasa dalam pembentukan mental ini jika sudah dimiliki, maka para pemuda akan bisa mengubah bangsanya jauh kearah yang lebih baik. Dari ke delapan belas ini, saya akan membahas satu topik saja yakni kreatifitas, dimana jika kita ingin membangun bangsa ini untuk menjadi lebih baik dan lebih maju serta lebih kuat kedepannya, saya mengajak semua generasi muda mulai dari sekarang harus bisa berfikir secara kreatif. Karena kreatif itu dampaknya akan sangat besar dan kreativitas tidaklah memandang golongan orang itu bisa maju dan berkembang, apakah orang ini memiliki uang maupun tidak. Tetapi yang paling pasti, orang itu hanya harus memiliki tingkat intelektualitas yang baik, itulah kreativitas. Jadi marilah kita bentuk sebuah budaya yang kreatif di dalam anak budaya itu sendiri yang dalam hal ini ialah generasi muda.

Selebihnya Rai Mantra yang sering diundang jadi pembicara di berbagai seminar mengatakan, jika para generasi muda ini bisa dalam posisi sebagai penggerak sebuah perubahan yang menuju kreatvitas, berarti kita banyak akan mendapatkan suatu hal yang positif. Karena kreativitas aktivitas disini bisa membentuk suatu citra dan identitas bangsa, aktivitas ini juga bisa untuk menciptakan sumber kreatifitas terbarukan, bisa juga inovati dan kreatif dengan adanya ide, penciptaan dan penciptaan nilai, bisa juga untuk dampak social terutamanya pemerataan akan lebih cepat. Yang selanjutnya adanya kontribusi ekonomi dan adanya iklim bisnis, kalau disini generasi muda mampu untuk berfikir serta merubah diri kita sendiri untuk lebih kreatif, maka generasi muda ini akan banyak memberikan suatu dampak yang positif di dalam kemajuan bangsa, selain berguna untuk karir dan prestasi dari generasi muda. Karena jika dilihat dari era terdahulu sampai era sekarang ini dalam perubahan ekonomi, kesempatan atau kesetaraan untuk menjadi sukses itu sangat terbuka sekali pemerataannya, sebab sekarang ini semua tidak dijamin dengan modal saja akan tetapi di jamin akan tingkat kreativitas dan intelektual dalam kemajuan sebuah bangsa yang berbudaya. (ays’/ist)