Wagub: Ekonomi Bali Tumbuh 5,87 Persen

(Baliekbis.com), Kinerja Perekonomian Provinsi Bali sepanjang tahun 2017 menunjukkan perkembangan positif dimana pertumbuhan ekonomi mencatat peningkatan dari sebesar 5,74% (yoy) pada triwulan 1 2017 menjadi sebesar 5,87% (yoy) pada triwulan 11 2017. Wagub Bali Drs. K. Sudikerta mengatakan hal itu, Kamis (14/9) di Kantor Bank Indonesia Denpasar saat rapat TPID (Tim Penanggulangan Inflasi Daerah) Bali. Hadir dalam rapat tersebut Pemimpin Bank Indonesia Prov. Bali Causa Imam Karana serta instansi terkait.

Menurut Wagub, peningkatan kinerja ekonomi Bali pada triwulan 11-2017, dari sisi permintaan didorong oleh meningkatnya kinerja investasi dan masih kuatnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara itu, dari sisi penawaran peningkatan kinerja ekonomi Bali pada periode laporan didorong oleh meningkatnya kinerja sebagian besar lapangan usaha utama. Peningkatan terjadi di lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan serta konstruksi.  Perkembangan positif tersebut juga didukung dengan pergerakan tingkat harga Provinsi Bali yang cukup baik. Provinsi Bali pada Agustus 2017 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm) atau secara tahunan tercatat sebesar 3,34 % (yoy), masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,82% (yoy). Meskipun didorong oleh tekanan inflasi biaya pendidikan dan angkutan udara, adanya koreksi harga beberapa komoditas menahan laju inflasi yang lebih tinggi.  Pencapaian ini tentunya tidak lepas dari peran aktif TPID Provinsi Bali dalam mengendalikan inflasi melalui pemantauan kecukupan stock ketahanan pangan, menjaga stabilitas dan ekspektasi harga, penggalian informasi dengan stakeholder instansi terkait serta melalui forum koordinasi TP1D. “Apresiasi sebesar-besarnya kami sampaikan kepada jajaran pimpinan OPD yang telah berkontribusi dalam mengambil langkah-langkah antisipatif pengendalian inflasi,” ujarnya.

Perkembangan positif tersebut masih dibayangi beberapa tantangan pengendalian inflasi ke depan. Tren peningkatan inflasi selama dua bulan terakhir serta masih terdapatnya beberapa risiko dan tantangan di sisa akhir tahun di antaranya  masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar Bali, peningkatan permintaan pada Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Hari Raya Natal dan liburan akhir tahun. Tantangan juga karena risiko kemarau di semester II 2017, dan  risiko keterbatasan pasokan gas LPG 3 kg. Dalam rangka peningkatan koordinasi dan pengendalian inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Bali telah melaksanakan High Level Meeting pada tanggal 29 Agustus 2017 lalu dengan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti seperti seluruh TPID diharapkan terus meningkatkan koordinasi dan melanjutkan upaya pengendalian inflasi. Terkait masih terdapatnya harga LPG 3 kg di atas HET akan diadakan sidak langsung dan koordinasi kembali dengan Pertamina untuk menjaga harga komoditas tersebut pada harga wajar.

Dalam upaya pengendalian inflasi, maka akan dilaksanakan pertemuan dengan BPS Provinsi Bali dan seluruh Kabupaten/Kota untuk dapat dilakukan penjajakan kemungkinan pencegahan inflasi di seluruh kabupaten/kota. Permasalahan distribusi masih ditemukan di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Oleh karena itu agar dapat disusun skema perdagangan antardaerah untuk mengurangi gap harga komoditas antarkabupaten/kota. Untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan terwujudnya ketahanan pangan maka akan dilaksanakan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan penanaman di taman rumah masing-rnasing dengan puspasari. Provinsi akan mendukung dengan penyiapan bibit ataupun polibag. (ist)