“Virtual Kitchen” Strategi Resto Menghadapi Kondisi Pandemi dengan Konsep One Stop Eating

(Baliekbis.com), Bisnis Kuliner merupakan sektor usaha yang sangat terpukul dengan kondisi pandemi sekarang ini, banyak yang menyerah dan tutup usaha karena penurunan daya beli konsumen dan juga aturan aturan yang membatasi gerak bisnis kuliner.

”Sekarang ini konsumen enggan ke rumah makan karena menghindari berkumpul dan protokol kesehatan oleh sebab itu Virtual Kitchen Bali menjadi salah satu alternatif model bisnis. Di Virtual kitchen kami memiliki beberapa brand dalam satu tempat dan memaksimalkan online untuk bisnis makanan kami. Sampai saat ini sudah ada beberapa brand diantaranya Ayam Geprek Nonjok, latif Café, Es kopi Eri Ngapain, Fish Bro dan Baso AciJuara dan saat ini kami sedang menjajaki brand brand lain seperti Seblak Mas Berto dan Pizza burger Rosada, sehingga customer banyak memiliki alternatif pilihan makanan dan minuman. Mengenai harga di mulai dari15.000 rupiah saja. Selain itu jika ingin makan ditempatjuga di sediakan tempat dengan kondisi yang nyamandengan social distancing dan tetap menjaga protokol kesehatan dan juga ada co working space untuk yang ingin sambil berkerja dengan suasana yang nyaman,” ungkap Marthunus owner dari Virtual Kitchen Bali.

Ketika ditanya yang membedakan dengan food court adalah Virtual Kitchen bukan penyewaan tempat untuk membuat usaha kuliner tapi brand Virtual Kitchen Bali dibangun untuk menjawab kebutuhan konsumen yang ingin praktis dalam kebutuhan kulinernya dengan konsep one stop eating.

Virtual Kitchen memulai usaha pada saat pandemi di Jl Hasanudin no 53C di depan bank BCA dan nanti tanggal 17 Oktober akan membuka resto yang kedua di Jalan Raya Kerobojan, Banjar Taman No. 78 dengan promo buy 1 get 1 free.

“Kami berharap konsep Virtual Kitchen ini dapat diterima oleh masyarakat luas dan bisa menjadi alternatif model usaha di bidang kuliner,” tutup Marthunus. (ist)