Universitas Pasundan Kunjungan Industri di Bali, Java Organizer Ajak Mahasiswa Cegah Narkoba, Seks Bebas dan HIV/AIDS

(Baliekbis.com), Fakultas Teknik Industri Universitas Pasundan (Unpas) Bandung melakukan kunjungan industri ke Bali. Pihak EO Java Organizer juga mengemas kunjungan ini dengan menggelar forum diskusi dan edukasi tentang narkoba, seks bebas dan HIV/AIDS.

Diskusi dengan tema “Young People For The Next Generation” ini digelar di Galuh Art Shop, Batubulan, Gianyar, Kamis (31/1/2019). Hadir sejumlah pembicara seperti Iqbal, aktivis dari Rumah Cemara memperkenalkan rehabilitasi di Rumah Cemara, Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, S.H.,M.H., dari Fakultas Hukum Universitas Udayana memberi pemahaman tentang aspek-aspek hukum pidana terkait dengan seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS.

Akademisi Fakultas Teknik Universitas Udayana Prof Dr. Ir. Putu Rumawan Salain,M.Si. memaparkan aspek-aspek pendidikan terkait dengan seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS dan akademisi Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar Prof. Dr. Ida Bagus Gede Yudha Triguna, M.S., memaparkan masalah sosial terkait dengan seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS. Diskusi dipandu moderator Drs. Ida Bagus Putu Suamba, M.A.,PhD., dari Politeknik Negeri Bali (PNB).

Ibrahim selaku owner Java Organizer yang langsung hadir bersama total 74 orang mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Pasundan Bandung dan sejumlah dosen mengatakan kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh owner Galuh Art Shop Pande Ketut Krisna dan pengelola Pande Nyoman Yudi Sutrisna serta perwakilan pihak Java Organizer di Bali Ida Bagus Kartika.

Ibrahim yang juga inisiator acara menegaskan pihaknya selaku socialpreneur ingin lebih banyak berkontribusi nyata melindungi generasi muda penerus bangsa dari bahaya narkoba, seks bebas dan HIV/AIDS. “Remaja sangat rentan jadi korban penyalahgunaan narkoba, free sex dan HIV/AIDS,” ujar Ibrahim.

Baginya tiga masalah sosial ini bukan hanya tugas pemerintah atau misalnya BNN (Badan Narkotika Nasional), tapi harus jadi tanggung jawab bersama dan ada kesadaran semua pihak untuk mencegah dan memberikan edukasi ke masyarakat. “Kami di Java Organizer lakukan terobosan inovatif dengan suasana menyenangkan memberikan edukasi pada mahasiswa agar menjauhi narkoba, seks bebas dan terhindar dari HIV/AIDS,” terangnya.

Lewat edukasi ini, pihak Java Organizer juga ingin menciptakan konselor baru atau semacam agen edukasi untuk menyampaikan ke lingkungan mereka bagaimana mencegah tiga hal ini. “Jika satu orang bisa beri pemahaman maka bisa menyelamatkan empat orang lainnya,” ujar Ibrahim.

Ke depan program forum diskusi dan edukasi pencegahan penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan HIV/AIDS  yang diinisiasi Java Organizer ini dicanangkan akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. “Kami harapkan banyak pihak mau terima program seperti untuk kami ajak bersama-sama menyelematkan generasi penerus bangsa,” tandas Ibrahim.

Perwakilan Java Organizer di Bali Ida Bagus Kartika yang juga pemerhati masalah sosial dan aktivis antikorupsi, menyambut positif kegiatan edukasi di sela-sela studi tour atau kunjungan industri ini sebagai suatu triger atau “perangsang” supaya kegiatan serupa bisa dilakukan elemen lainnya di Bali. “Ini tanggung jawab moral dan sosial kepada masyarakat khususnya generasi muda agar bisa menghindari tiga hal yang dapat merusak masa depan ini,” ujar Kartika.

Ketua Umum HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Industri) Fakultas Teknik Industri Universitas Pasundan Rizal Maulana Sani mengakui tiga isu ini harus menjadi masalah bersama. Khususnya juga di kalangan mahasiswa dalam berkehidupan sosial di kampus maupun di tengah masyarakat.

Kegiatan diskusi dan edukasi ini pun dirasakan sangat positif dampaknya bagi mahasiswa. Sebab mereka selain bisa mencegah dirinya sendiri juga bisa mengedukasi masyarakat. “Kami juga harapkan jangan ada diskriminasi pada pengguna narkoba dan penderita HIV/AIDS. Kalau untuk pengedar dan bandar narkoba ya harus dihukum berat,” ujar Sani.

Agi Agus Setiawan Sofyan, dosen Fakultas Teknik Industri Universitas Pasundan juga mengapresiasi acara yang dikemas pihak Java Organizer ini. “Ini positif sebab mahasiswa bisa belajar langsung di masyarakat dan ikut memecahkan masalah sosial,” katanya. (wbp)