TTG Cipta Karya Desa Bukian Dinilai Tim Nasional

(Baliekbis.com), Dalam upaya mengantisipasi tantangan di era globalisasi, masyarakat dituntut memiliki kemampuan dalam memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk meningkatkan daya saing produk guna peningkatan kesejahteraan. Daya saing produk didapatkan apabila Teknologi Tepat Guna yang tersedia beragam dan bervariasi sehingga masyarakat bebas memilih Teknologi Tepat Guna sesuai dengan kebutuhan guna peningkatan kualitas dan kuantitas produksinya masing-masing. TTG diharapkan dapat membantu kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam dan manusia yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat untuk merangsang, mendorong menjadi pelaku dalam kegiatan ekonomi produktif. Hal tersebut disampaikan Direktorat Pemberdayagunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Suprapedi saat melakukan verifikasi kelompok TTG Cipta Karya Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Gianyar yang merupakan wakil Provinsi Bali dalam lomba TTG tingkat Nasional, Senin (21/8).

“Kita datang hari ini untuk melakukan verifikasi perwakilan Provinsi Bali dalam lomba TTG tingkat Nasional. Kita melihat apakah TTG sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan,”ujar Suprapedi.
Karya inovasi yang dibuat oleh kelompok TTG Cipta Karya Desa Bukian ialah Kincir Air yang saat ini telah dipergunakan untuk menaikkan air mengingat Desa Bukian sendiri berada di dataran tinggi sehingga mengalami kesulitan air. Yang menjadi kelebihan dari inovasi karya I Wayan Budiana ini ialah tidak menggunakan bahan bakar maupun listrik. Kincir Air di integrasikan dengan pompa yang kemudian dibawa naik ke tempat penampungan sebelum di alirkan ke 262 KK di Desa Bukian. Hal menarik lainnya ialah I Wayan Budiana sendiri hanya tamatan kejar paket B, karena merasa prihatin akan kondisi Desanya yang mengalami kekurangan air sehingga dia mencoba untuk melakukan inovasi agar air yang berada di bawah (dataran rendah) bisa dibawa naik (dataran tinggi).
“Di Desa Bukian sendiri sebenarnya sumber air melimpah, namun warga tetap mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Jika ingin mengambil air, warga harus berjalan kaki cukup jauh langsung ke sumbernya. Karena itulah, tercetus ide saya untuk mengembangkan teknologi yang dapat memanfaatkan sumber mata air yang tersedia di Desa Bukian. Alat Kincir Air yang saya buat ini, saya lihat di TV hanya sekilas kemudian saya coba kembangkan ide tersebut,” jelas Budiana dalam paparannya kepada Tim TTG Nasional.

Menurut Budiana, dalam perjalananya banyak mengalami hambatan dimana pada awalnya tempat yang digunakan masih menyewa dan pembuatan alat Kincir Air juga mengalami perubahan hingga 5 kali sebelum akhirnya kini sudah dirasa sempurna olehnya. Hal lain yang menjadi perhatian Budiana beserta kelompoknya ialah terkait dengan hak cipta agar tidak ada masalah dikemudian harinya, ia berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa memfasilitasi karya inovasinya tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bali, Ketut Lihadnyana mengatakan jika pihaknya selama ini terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat untuk bisa terus berinovasi demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. “Kita di Pemerintahan Desa, sudah banyak melakukan pendampingan dalam mendorong masyarakat atau kelompok dalam meningkatkan potensi kepada desa dalam pemberdayaan ekonomi. Hal nyata saat ini dimana ada sebuah inovasi TTG yang memberikan dampak cukup besar bagi masyarakat khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasar. Peran pendamping Desa khususnya tenaga ahli TTG sesuai dengan tugas fungsinya adalah melakukan pendampingan sekaligus mencari  inovasi dari orang-orang yang memiliki kreasi seperti halnya di Desa Bukian ini,” ujar Lihadnyana. Gelar TTG tingkat nasional XIX tahun 2017 sendiri direncanakan akan berlangsung pada 25-30 September 2017 mendatang di Provinsi Sulawesi Tengah. (sus)