Triwulan IV, Ekonomi Bali Tumbuh Enam Persen

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana

(Baliekbis.com), Memasuki triwulan IV tahun 2016 ini pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan tumbuh 6 persen lebih. Hal itu didukung oleh sejumlah faktor di antaranya musim libur (peak season) di Eropa serta datangnya hari raya. Demikian disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana, Jumat (25/11/2016) saat acara Capacity Building dan kunjungan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari sejumlah daerah di Indonesia. Dalam acara tersebut Wagub Bali selaku Ketua TPID Provinsi Bali diwakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi.

Adapun Ketua TPID yang hadir yakni SEKDA Kabupaten Mamuju Drs. Muh. Daud Yahya, M.Si. selaku Ketua TPID Kabupaten Mamuju,SEKDA Kabupaten Mamuju Tengah Askary, S.Sos, M.Si, selaku Ketua TPID Kabupaten Mamuju Tengah, SEKDA Kabupaten Mamasa, Drs. Benyamin YD. M.Pd, selaku Ketua TPID Kabupaten Mamasa, SEKDA Kabupaten Polewali Mandar H. Andi Ismail AM.AP, selaku Ketua TPID Kabupaten Polewali Mandar, SEKDA Kota Sorong Dra. Welly Tigtigweria selaku Ketua TPID Kota Sorong, SEKDA Kabupaten Teluk Wondama Jusak Karubuy, Staf Ahli Gubernur Provinsi Papua Barat Bidang Ekonomi Pembangunan Nike Uttung Tike, Kepala Bagian Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Barat, mewakili Ketua TPID Provinsi Sumatera Barat, Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Barat Agus Hartanto dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Barat, Asep Budi Brata.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana dalam sambutannya mengatakan memasuki triwulan IV 2016, pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan meningkat dalam kisaran 6,06% – 6,46% (yoy). Optimisme tersebut didorong oleh beberapa faktor antara lain masuknya periode peak season pariwisata (libur musim dingin Eropa), meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan adanya hari libur dan perayaan hari raya keagamaan yang berlangsung di Triwulan IV (natal dan tahun baru), dorongan stimulus fiskal berupa penyelesaian pembangunan proyek infrastruktur pemerintah, relaksasi ketentuan transhipment, telah selesainya pembangunan dan perbaikan beberapa proyek infrastruktur yang dapat mendorong peningkatan produksi antara lain berupa proyek irigasi. Selain itu didukung ekspektasi pelaku usaha ke depan seiring dengan rencana relaksasi LTV (KPR), pemberlakuan tax amnesty, dan tendensi penurunan suku bunga perbankan (dampak implementasi BI 7 days repo rate.

Menurut Causa Iman Karana, Bali dengan jumlah penduduk 4,1 juta jiwa memiliki keunikan tersendiri dibandingkan daerah lainnya yakni sebagai daerah tujuan wisata dengan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik yang mencapai 10 juta orang, Bali harus menyiapkan ketersediaan pangan yang cukup. Bali juga memiliki keunikan dengan cukup banyak kegiatan upacara keagamaan dan hari raya keagamaan (misalnya Nyepi, Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, dan Siwaratri), tentunya hal ini memerlukan supply komoditas yang memadai agar tidak menimbulkan tekanan inflasi di Bali.

 

Dengan kondisi tersebut, inflasi Bali selama ini lebih banyak bersumber dari komponen harga bergejolak yaitu komoditas yang berasal dari tanaman pangan dan hortikultura. Oleh karena itu, berbagai upaya pengendalian inflasi telah dan akan terus dilakukan oleh seluruh TPID se-Provinsi Bali, lebih difokuskan untuk menstabilkan komponen komoditas harga bergejolak, antara lain melalui upaya mencukupi supply melalui peningkatan produktifitas maupun memperpendek mata rantai jalur distribusi.

Berbagai langkah strategis bersama yang telah ditempuh dalam wadah TPID telah menunjukkan capaian yang menggembirakan dengan tingkat inflasi tahun 2015 sebesar 2,75% (yoy) turun dari 8,43 % di tahun 2014 dan merupakan capaian inflasi yang terendah dalam kurun waktu 29 tahun terakhir.

Melalui upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID dengan capain inflasi yang berada pada level yang rendah ikut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli masyarakat. Harga yang terkendali juga ikut mendorong tingkat kemiskinan di Bali turun hampir 0,5%, dari 4,74% pada Maret 2015 menjadi 4,25% di periode Maret 2016, atau hampir 1% bila dibandingkan tingkat kemiskinan September 2015 yang mencapai 5,25%. Rendahnya capaian inflasi di 2015 (sebesar 2,75% dibandingkan 2014 sebesar 8,43%) juga turut mendorong membaiknya tingkat pemerataan kesejahteraan di Bali. Hal ini tercermin dari membaiknya indeks gini rasio menjadi 0,38 di tahun 2015 dari sebelumnya 0,42 di tahun 2014.

Guna mengendalikan inflasi Provinsi Bali 2016 hingga 2018, kami bersama dengan 9 (sembilan) TPID Kabupaten/Kota se-Bali yang telah terbentuk sudah melakukan berbagai pertemuan yang intensif dan telah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif dan action plan yang dituangkan di dalam roadmap pengendalian inflasi provinsi Bali dan 9 Kabupaten/Kota dan telah ditandatangani bersama pada 5 April 2016.

TPID Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota terus berupaya untuk melakukan pengendalian harga melalui berbagai upaya strategis dan efektif, sehingga pada periode Oktober 2016 inflasi sepanjang tahun Provinsi Bali masih berada dalam kisaran 2,16% (ytd), hampir sama dengan inflasi nasional pada Oktober 2016 sebesar 2,11 (ytd). Dengan kerja keras dan upaya yang dilakukan secara konsisten,  kami yakin inflasi Bali pada tahun 2016 akan berada dalam kisaran 3,14% (yoy) ± 1%.

Dalam rangka pengendalian inflasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengembangkan 13 klaster dan demplot pada komoditi penyumbang inflasi, yaitu komoditi padi dan bawang merah di Kab. Gianyar, kopi dan bawang merah di Kab. Bangli, padi di Kab. Jembrana, bawang merah di Kab. Buleleng serta sapi, bawang merah dan cabai merah di Kab. Karangasem menggunakan teknologi terbarukan pupuk organik berbasis MA-11 yang telah terbukti mampu meningkatkan produktifitas dan mendukung program Bali Go Green & Clean.

Bank Indonesia menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap berbagai program pemerintah provinsi Bali yang juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam upaya mendorong terwujudnya ketahanan pangan dan stabilisasi harga di propinsi Bali, seperti Gerbang Sadu (Gerakan Pembangunan Desa Terpadu), Urban Farming atau di Bali dikenal dengan sebutan Puspasari (Pusat Pangan Sehat dan Lestari), termasuk SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang turut membantu keberhasilan pengendalian inflasi di Provinsi Bali. oleh karena itu kami menyambut baik rencana kunjungan Bapak/Ibu dari TPID yang hadir di sini untuk melakukan studi banding di Simantri 369 Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Kami berharap diperoleh informasi yang dapat diaplikasikan ke wilayah Bapak/dan Ibu masing-masing. Selanjutnya, kami mengharapkan Ibu Ni Wayan Kusumawathi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, mewakili Ketua TPID Provinsi Bali, berkenan memberikan paparan dan sharing experience program pengendalian inflasi di Provinsi Bali, sehingga pada tahun 2015 Provinsi Bali berhasil dalam meraih penghargaan TPID terbaik di Kawasan Timur Indonesia. Semoga dengan knowledge sharing kiat-kiat, program dan langkah konkrit yang dilakukan TPID Provinsi Bali dalam pengendalian inflasi dapat memberikan inspirasi kepada TPID se-Provinsi Sumatera Barat, TPID se-Sulawesi Barat, dan TPID se-Papua Barat dalam rangka mencapai sasaran inflasi yang rendah dan stabil. (ist)