Triwulan IV 2018, Pertumbuhan Ekonomi Bali Diprediksi Capai 6,5 Persen

(Baliekbis.com), Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2018 diprediksi mengalami akselerasi dibanding triwulan III 2018 dan tumbuh dalam kisaran 6,1O%-6,50% (yoy).

Perekonomian Bali pada triwulan II 2018 menunjukkan akselerasi kinerja dibanding triwulan l-2018. Ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar 6,09% (yoy) di periode triwulan laporan, Iebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 5,62% (yoy) dan Iebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan II 2017 yang sebesar 5,97% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2018, juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama sebesar 5,27% (yoy). Dari berbagai prompt indikator yang ada, kinerja ekonomi Bali pada triwulan III 2018 di kisaran 5,10%-6,50% (yoy).

Sesuai KEKR (Kajian Ekonomi dan Keuangan Keuangan) Agustus 2018 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, dari sisi permintaan, akselerasi kinerja ekonomi Balitriwulan IV 2018 terutama didorong oleh komponen utama yang terkait dengan bidang usaha pariwisata, yaitu ekspor luar negeri dan konsumsi pemerintah. Sementara dari sisi penawaran didorong oleh akselerasi 4 lapangan usaha utama ekonomi Bali, yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan serta
industri pengolahan.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, Rabu (3/10), mencermati perkembangan ekonomi, prompt indikator dan hasil savey serta laporan terakhir, perekonomian Provinsi Bali untuk keseluruhan 2018 diprakirakan akan mengalami akselerasi dan tumbuh dalam kisaran 5,90%-6,30% (yoy).

Dari sisi permintaan, akselerasi tersebut didorong oleh meningkatnya 3 komponen permintaan yaitu konsumsi pemerintah, investasi dan LNPRT. Sementara itu dari lapangan usaha diprakirakan didorong oleh meningkatnya kinerja 4 lapangan usaha utama ekonomi Bali, yaitu usaha pertanian, industri pengolahan, konstruksi serta transportasi dan pergudangan

Menurut CIK begitu kerap ia disapa, lapangan usaha akomodasi makan dan minum serta pedagangan besar dan eceran juga dapat tumbuh tinggi meskipun diprakirakan menunjukkan tendensi yang melambat.

Sementara itu inflasi Bali pada triwulan IV 2018 diprakirakan melandai dibanding triwulan sebelumnya dalam kisaran 3,75%-4,15% (yoy). Tingkat inflasi yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh masuknya periode panen, khususnya untuk komoditas pangan dan telah berlalunya periode peak season pariwisata di Bali, sehingga tingkat harga-harga secara umum relatif lebih terkendali.

“Meskipun terdapat resiko kenaikan inflasi, namun melalui koordinasi dan kerjasama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah, tingkat inflasi Bali pada triwulan IV 2018 diprakirakan dapat terjaga, sejalan dengan upaya TPID se-Provinsi Bali dalam pengendalian inflasi dan beberapa langkahIangkah strategis yang akan dilakukan untuk melakukan pengendalian inflasi,” jelas CIK.

Secara keseluruhan, inflasi Bali 2018 diprakirakan berada dalam kisaran 3,75%-4,15% (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi 2017 sebesar 3,32% (yoy). Meskipun demikian, prakiraan inflasi tersebut masih masuk dalam rentang sasaran inflasi Nasional. Berdasarkan kelompok pengeluarannya, peningkatan tekanan inflasi pada 2018 terutama bersumber dari hampir semua kelompok pengeluaran. (bas)