Triwulan III 2018, Pertumbuhan Ekonomi Bali Di Atas Nasional

(Baliekbis.com), Perekonomian Bali pada triwulan III 2018 menunjukkan akselerasi kinerja dibanding triwulan II-2018. Ekonomi Bali tercatat tumbuh sebesar 6,24% (yoy) di periode triwulan laporan, lebih tinggi dibanding triwulan II 2018 yang sebesar 6,11% (yoy) dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan III 2017 yang sebesar 6,23% (yoy).

“Bahkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2018, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama sebesar 5,17% (yoy),” ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Azka Subhan A., Rabu (5/12) di Denpasar terkait Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bali November 2018.

Dijelaskan, dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, akselerasi kinerja ekonomi Bali didorong oleh meningkatnya kinerja sebagian lapangan usaha utama Bali, antara lain lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, serta lapangan usaha industri pengolahan.
“Membaiknya kinerja lapangan usaha tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan seiring perayaan hari besar keagamaan serta penyelesaian proyek infrastruktur pemerintah termasuk untuk persiapan IMF-World Bank Annual Meeting (IMF-WB AM) 2018,” tambah Azka.

Dari berbagai prompt indikator yang ada, kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV 2018 diprakirakan akan melanjutkan akselerasi dalam kisaran 6,80%-7,20% (yoy). Dari sisi permintaan, akselerasi kinerja ekonomi Bali terutama didorong oleh akselerasi komponen ekspor luar negeri. Kinerja komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah serta investasi masih tumbuh kuat namun melambat dibanding triwulan sebelumnya. Sejalan dengan itu, akselerasi ekonomi Bali pada triwulan IV 2018 dari sisi penawaran juga didorong oleh akselerasi 2 dari 5 lapangan usaha utama ekonomi Bali yaitu lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.

Di sisi lain, akselerasi kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV-2018 tertahan oleh perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan, lapangan usaha industri pengolahan, serta lapangan usaha konstruksi. Azka menjelaskan realisasi nominal belanja pemerintah (APBN, APBD Provinsi Bali dan APBD 9 kabupaten/kota) pada triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp23,21 triliun atau meningkat 15,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp20,16 triliun (tumbuh 14,39%; yoy). Persentase realisasi belanja pemerintah di Bali pada triwulan III 2018 mencapai 59,04%, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 53,70%.

Pada sisi yang lain, realisasi nominal pendapatan pemerintah (APBD Provinsi Bali dan APBD 9 kabupaten/kota) pada triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp18,08 triliun atau tumbuh 8,82% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang tumbuh sebesar 12,75% (yoy). Kondisi ini disebabkan melambatnya pertumbuhan realisasi pendapatan baik pada level kabupaten/kota maupun provinsi di Wilayah Bali. Persentase realisasi pendapatan pemerintah pada triwulan III 2018 telah mencapai 71,05%, lebih tinggi dibanding periode yang sama 2017 yang sebesar 68,24%.

Terkait inflasi, menurut Azka realisasi inflasi Provinsi Bali pada triwulan III 2018 tercatat 3,60% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yakni 3,47% (yoy). Inflasi Bali pada periode laporan juga lebih tinggi dibanding inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 2,88% (yoy). Peningkatan inflasi tersebut terjadi pada seluruh komponen disagregasi inflasi yaitu komponen volatile food, komponen administered price dan komponen core inflation. Namun demikian, inflasi IHK Bali pada triwulan III 2018 masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional Bank Indonesia.

Terjaganya inflasi didukung oleh semakin solidnya upaya pengendalian inflasi yang dilakukan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Namun demikian, masih terdapat beberapa potensi risiko seperti potensi kenaikan tarif angkutan udara yang dapat menyebabkan tekanan inflasi kelompok administered price; faktor cuaca dan ketergantungan pasokan bahan pangan pada daerah lain. “Inflasi Bali pada triwulan IV 2018 diprakirakan lebih rendah dibanding triwulan III 2018, yaitu pada kisaran 3,00% – 3,40% (yoy). Dengan demikian, inflasi Bali tahun 2018 diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi nasional sesuai PMK No.93/PMK.011/2014 sebesar 3,5%±1%,” tambah Azka. (bas)