Triwulan II 2019, Investasi Terindikasi Tumbuh Positif

(Baliekbis.com), Kegiatan investasi pada triwulan II 2019 terindikasi tumbuh positif, meski masih tertahan oleh perilaku “wait and see” pengusaha pada periode Pemilu. Hal ini terindikasi dari SBT Investasi triwulan II 2019 yang sebesar 7,94%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,90%.

“Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan kegiatan investasi pada triwulan II 2019 terutama terjadi pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan SBT 1,54%,” ujar Ka. KPwBI Provinsi Bali Causa Iman Karana pada acara OSBIM (Obrolan Santai BI bareng Media), Kamis (27/6/2019) di Sanur.

OSBIM mengangkat agenda Diseminasi Hasil Survei Pedagang Eceran (SPE), Survei Konsumen (SK), Survei Harga Properti Residensial (SHPR) dan Survei Properti Komersial. Dikatakan penahan laju investasi di triwulan II 2019 bersumber pada sektor Real Estate (turun sebesar -1,44% dengan SBT 1,44%).


Berdasarkan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengindikasikan kegiatan dunia usaha Bali pada triwulan II 2019 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari perkiraan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan II 2019 yang sebesar 18,58%, lebih tinggi dibanding triwulan I 2019 yang sebesar 10,45%.

Membaiknya kinerja dunia usaha secara umum didukung oleh pertumbuhan positif pada sebagian besar lapangan usaha. “Pertumbuhan saldo bersih (SB) lapangan usaha tertinggi didorong oleh lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran (SBT 5,96%), Transportasi dan Pergudangan (SBT 2,57%), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (SBT 1,31%), serta Industri Pengolahan (SBT 2,81%).

Dikatakan peningkatan kinerja lapangan usaha tersebut terjadi seiring dengan peak season pariwisata Provinsi Bali dan perayaan Hari Raya Besar Keagamaan yang jatuh pada periode laporan.

Menurutnya sebagian besar responden atau sebanyak 48,84% menjawab kondisi likuiditas perusahaan pada triwulan I 2019 cukup baik. “Hanya 5,43% responden yang mengkonfirmasi kondisi likuiditas yang lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya,” ujar CIK, sapaan akrabnya.

Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, penggunaan tenaga kerja pada triwulan II 2019 juga terindikasi tumbuh positif, meski melandai dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT penggunaan tenaga kerja yang tumbuh positif sebesar 3,03%, meski lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 10,76%.

Dari sisi harga, tambah CIK tekanan harga jual pada triwulan II 2019 terindikasi mengalami peningkatan pada level yang rendah, tercermin dari perkiraan nilai SBT yang sebesar 20,23%. Peningkatan ini tidak lepas dari faktor musiman, seiring dengan masuknya peak season pariwisata dan perayaan Hari Besar Keagamaan pada triwulan II 2019.

Namun demikian, peningkatan terjaga pada level yang rendah seiring dengan terjaganya ekspektasi inflasi masyarakat.
Berdasarkan perkembangan SKDU, didukung dengan model proyeksi dan hasil survei-survei lainnya dari KPwBI Provinsi Bali, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II  2019 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2019, yakni dengan kisaran 6 %-6,40% (yoy).

Seiring dengan hal tersebut, perekonomian Bali diperkirakan juga akan tetap tumbuh positif di sepanjang tahun 2019, dengan magnitude yang lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan awal. Optimisme terhadap masih kuatnya pertumbuhan didukung oleh daya beli masyarakat yang terjaga dan pertumbuhan positif investasi, meski dalam skala terbatas.

Namun demikian, perlu diwaspadai risiko koreksi kebawah sebagai pengaruh perkembangan ekonomi global. Eskalasi trade war antara USA dan Tiongkok menyebabkan turunnya volume perdagangan dunia, diikuti dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi ekonomi negara maju seperti USA, Tiongkok, Eropa, yang merupakan negara utama asal wisatawan mancanegara (wisman) dan mitra dagang utama Provinsi Bali. Hal ini terutama berisiko menyebabkan turunnya jumlah kunjungan wisman ke Bali, yang pada tahap selanjutnya berdampak pada perlambatan ekonomi Bali. (bas)