Trisno Nugroho: Membaiknya Ekonomi Global Membawa Angin Segar Bagi Bali

Perkembangan ekonomi global memberi pengaruh bagi pertumbuhan domestik (Indonesia) termasuk Bali, apalagi di saat pandemi Covid-19 ini.

(Baliekbis.com), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 sangat penting dilakukan untuk pemulihan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya di Bali.

“Untuk menggerakkan sektor pariwisata yang menjadi lokomotif ekonomi Bali harus pula diimbangi dengan upaya-upaya
pencegahan penyebaran Covid-19. Sebab wisatawan sangat memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatannya,” ujar Trisno Nugroho dalam berbagai kesempatan untuk menggerakkan kembali ekonomi Bali.

Seperti saat memberi paparan pada acara Musda DPD I IHGMA Bali 2020-2022 di Sanur, Oktober lalu dengan tegas Trisno mengungkapkan pentingnya mengedepankan pencegahan covid ini dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Harus sehat dulu, kalau sudah sehat dengan sendirinya akan diikuti dengan pergerakan wisatawan dan sektor-sektor lainnya,” terangnya.

Trisno yang tampil di hadapan para GM Hotel dan stake holder pariwisata lainnya membawakan materi dengan tema “Perkembangan Perekonomian Terkini & Insight Pemulihan Sektor Pariwisata” antara lain mengupas tentang ekonomi global, perkembangan ekonomi nasional dan perkembangan ekonomi Bali.

Intinya menurut Trisno untuk menarik investasi dan wisatawan maka harus diyakinkan tentang protokol kesehatan sehingga bisa menekan wabah ini. Sebab kalau wabah ini meningkat secara langsung akan mempengaruhi pergerakan sektor-sektor lainnya terutama pariwisata.

“Ketika Bali berada di zona hijau, kunjungan turis bergerak naik dan ekonomi juga ikut bergulir. Demikian sebaliknya saat masuk zona merah kunjungan akan menurun,” jelasnya.

Jadi yang penting saat ini adalah wabah ini bisa dikendalikan. Trisno mencontohkan bagaimana Tiongkok bisa menggerakkan ekonominya yang dimulai dengan upaya menekan wabah ini lebih dulu. Saat ini ekonomi Tiongkok membaik sejalan dengan terkendalinya Covid-19.

Dan kondisi Bali saat ini menurut Trisno menunjukkan trend yang semakin membaik menyusul makin terkendalinya Covid-19 ini. Hal ini tentu membawa angin segar bagi Bali yang sempat terperosok pertumbuhan ekonominya hingga minus 10 persen di pertengahan 2020 lalu. Padahal tahun-tahun sebelumnya ekonomi Bali tumbuh “subur” di posisi 5-6 persen. Di mana kondisi tersebut membuat tingkat kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat yang terlihat dari tingkat pengangguran yang rendah dan angka kemiskinan terus menurun serta pendapatan masyarakatnya meningkat.

Di triwulan III ini, Trisno juga melihat sudah mulai ada pergerakan ekonomi domestik termasuk Bali. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi global yang membaik seperti Tiongkok, Amerika dan beberapa negara lainnya.

Dicontohkan Tiongkok berhasil menekan Covid-19 sehingga ekonominya bergerak naik. “Ekonomi global sudah bertumbuh. Jadi ini memberi harapan. Covid ini memang ada tapi harus bisa kita diselesaikan,” ujarnya di sela-sela membuka pelatihan wartawan ekonomi di Sanur, awal Oktober lalu.

Trisno mengingatkan orang asing sangat paham dengan wabah ini. Orang kelas menengah ke atas baru mau traveling kalau sehat di pesawat dan tempat wisata serta tempat lainnya yang dikunjungi. “Oleh karena itu harus dijaga agar wabah ini bisa turun. Sebab kalau covid tak selesai maka akan makin sulit ke depannya,” tegas Trisno.

Berbagai upaya tambahnya telah dilakukan pemerintah agar ekonomi segera bangkit. Pemerintah telah mengucurkan Rp630 triliun lebih untuk itu. Karena itu semua harus bersama-sama berupaya untuk menekan wabah ini.

“Kita harus selesaikan Covid lebih dulu sebelum mulai “lari kencang”. Jika ingin membuka ekonomi maka perlu dipertimbangkan mana yang rendah resikonya tapi memberi dampak tinggi bagi enonomi, misalnya menggerakkan sektor pertanian (perikanan). Hotel dampaknya ekonomi besar tapi tinggi juga resikonya,” ujar Trisno. *gus alit