Trinseo Indonesia Ajak Siswa Olah Bahan Daur Ulang Styrofoam Jadi Produk Bermanfaat

(Baliekbis.com), PT Trinseo Materials Indonesia, perusahaan bahan dan produsen plastik, lateks dan karet, Selasa (7/8) mengunjungi SD Saraswati 3 Denpasar. Kunjungan tersebut guna memberikan pelajaran seni rupa anak-anak dari bahan daur ulang Styrofoam.  Bersama dengan Surani, seorang seniman daur ulang Styrofoam dari Jakarta, Trinseo mengajarkan anak-anak untuk dapat menggunakan kemasan makanan berbahan polistirena barang bekas ini menjadi barang yang bermakna seperti  lukisan dan patung Maskot Asian Games 2018.

Menurut Hanggara Sukandar, Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen Trinseo dalam menjaga lingkungan baik lokal maupun global. Trinseo menyadari sebagal bagian dari masyarakat lokal dan internasional harus melakukan sesuatu yang dapat mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah untuk kebaikan lingkungan. “Kemajuan perusahaan membuat kita sebagal manusia harus dapat mempelajari cara mengatasi sampah, yang tidak hanya meluncurkannya oleh alam,” jelasnya.

Dikatakan mendaur-ulang adalah salah satu caranya. Karena itu pihaknya hadir untuk mengajari murid-murid untuk memperbaiki barang-barang yang masuk. Ditambahkan sejak 2010, Trinseo dengan bangga telah menjadi anggota dari program American Chemical Council’s Responsible Core, sebuah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk kesehatan dan keselamatan lingkungan untuk sarana, proses, dan produk. “Trinseo telah berkomitmen untuk membuat program penatagunaan lingkungan, Operation Clean Sweep, program internasional untuk mencegah kehilangan pelet plastik dengan tujuan menjaga agar butiran plastik keluar dari wilayah, termasuk samudera, laut, dan sungai,” jelasnya.

Hanggara Sukandar.

Sementara Surani, yang khusus terbang dari Jakarta mengatakan kegiatan tersebut dapat membantu anak-anak untuk mengusahakan agar barang-barang barang bekas di sekitar mereka bermanfaat. “Selama 31 tahun lebih saya menekuni bidang ini. Saya tidak langsung berhasil dalam mendaur ulang sampah styrofoam ini untuk menjadi barang bernilai,” jelas pria asal Jepara ini.  Diakui minimnya pengetahuan masyarakat tentang styrofoam ini, membuat jadi kurang diminati. “Saya berharap kedepannya semakin banyak anak-anak yang menggunakan styrofoam untuk menghasilkan barang-barang yang bermanfaat,” tambahnya.

Memiliki fasilitas produksi massal plastik/lateks di Merak, Trinseo berkomitmen untuk merawat lingkungan baik secara lokal maupun global, membantu mengatasi masalah untuk masalah global. Trinseo juga mendukung Marine Litter Solutions Coalition, prakarsa dari industri plastik untuk perlindungan laut dan samudra. Dalam pengelolaan sampah, masyarakat sudah cukup akrab dengan konsep 5R, ada 2R sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat ini, yaitu recovery dan recycle. Pada recovery, material sampah dapat dipecah, dipulihkan, dan diproduksi menjadi produk yang sama.

Mendaur ulang berarti menciptakan sebuah barang berharga dari sampah tersebut. “Keunggulan dari Styrofoam adalah bahan yang dapat di-recovery dan di-recycle 100%. Salah satu cara untuk mendaur-ulangnya adalah seperti yang telah dilakukan oleh Surani beberapa tahun terakhir ini,” tambah Hanggara Sukandar.

Sementara Wakil Kepala SD Saraswati 3 Denpasar, I Made Sukarja yang mendampingi para siswanya mengatakan, merupakan sebuah pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dimana anak-anak bisa terlibat langsung. Kegiatan ini bisa menginspirasi anak-anak agar dapat mengembangkan hal serupa. “Ini aktivitas positif bagi anak-anak. Karena mereka lebih suka bermain dan belajar ketimbang hanya belajar di kelas,” katanya. (bas)