TPID Badung Siap Jaga Kestabilan Harga, Diah Utari: Tujuh Komoditas Perlu Diwaspadai

(Baliekbis.com), Tim Pengendalian Daerah Provinsi Badung melaksanakan High Level Meeting (HLM) guna membahas upaya menjaga inflasi yang rendah dan stabil serta meningkatkan ketahanan pangan. HLM digelar pada Rabu 7 September 2022 bertempat di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, serta dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, serta OPD terkait.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Diah Utari menyampaikan pemulihan ekonomi Bali terjadi sejak triwulan IV 2021 dan masih terus berlanjut hingga triwulan II 2022. Namun, di sisi lain, tekanan inflasi meningkat signifikan sejak April 2022, terutama akibat kenaikan harga volatile foods dan administered prices. Diah menyampaikan inflasi Provinsi Bali masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yakni menduduki peringkat ke-6 tertinggi secara nasional. Meskipun telah terjadi deflasi pada Agustus 2022, namun penurunan inflasi tidak sebesar provinsi lainnya.

Lebih lanjut, Diah menyampaikan terdapat 7 komoditas yang diprakirakan meningkat pada November – Desember 2022 yang perlu diwaspadai, yakni cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras, daging ayam ras, dan bawang putih. Adapun terdapat beberapa kenaikan harga di Kab. Badung, yaitu beras, telur ayam ras, bawang putih, gula serta tepung terigu. Diah menyampaikan rekomendasi pengendalian inflasi jangka pendek yakni pemberian subsidi harga kepada pedagang, mendorong kerja sama antarkota/kabupaten dan meningkatkan akurasi data neraca pangan. Juga mengalokasikan anggaran untuk subsidi sektor transportasi, mengumumkan harga dan tempat penjualan komoditas melalui media cetak dan media elektronik setiap hari (seperti running text di media elektronik), mensosialisasikan gerakan urban farming, serta pembentukan protokol pengendalian inflasi.

Sementara, untuk jangka menengah/panjang, dapat memaksimalkan peran Perumda Pasar Mangun Giri Sedana sebagai offtaker komoditas pangan, melakukan transformasi perekonomian Bali di sektor pertanian, pembangunan pasar induk, serta pemanfaatan CAS. Sekretaris Daerah Kab. Badung, Adi Arnawa menyampaikan terdapat beberapa risiko pengendalian inflasi ke depan. Oleh karena itu, beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengendalian inflasi baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek di antaranya perlu dilakukan monitoring dan melaporkan stok dan harga komoditas bahan pangan pokok secara rutin setiap hari, optimalisasi program operasi pasar, mendukung gerakan tanam cabai, percepatan vaksinasi ternak, serta peningkatan koordinasi.

Dalam jangka panjang, perlu dilakukan peningkatan peran BUMD, serta mengoptimalkan smart farming, dan pengembangan industri pengolahan di sentra produksi. Lebih lanjut, Adi Arnawa menyampaikan tindak lanjut dari TPID Kabupaten Badung atas HLM dan Rapat Koordinasi yang telah lebih dahulu dilaksanakan yaitu (1) pelaksanaan operasi pasar, (2) Kerja Sama Antar Daerah, (3) Program Bantalan Pemerintah Pusat, dan (4) Membentuk Protokol Pengendalian Inflasi. (ist)