Tingkatkan Kualitas Lingkungan dan Kesehatan Manusia, Pabrik PRO EM-1 Dibangun di Indonesia

(Baliekbis.com), Penemu teknologi Effective Microorganisme (EM4), Prof Dr.  Teruo Higa, guru besar Faculty Agriculture University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang memberikan apresiasi  atas dibangun dan beroperasinya pabrik Pro EM-1 di Jl Raya Pakis Jabung, Kelurahan Pakis Jajar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.  “Saya mengucapkan selamat atas sukses dibangunnya pabrik Pro EM-1 di Indonesia. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Pemerintah Indonesia khususnya Badan Pengawas Obat dan Makananan (BPOM) yang telah membantu  perijinan sehingga pabrik Pro EM-1 bisa berproduki di Indonesia,” kata  Prof Teruo Higa kepada Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana melalui surat elektronika (email) yang diterima di Denpasar, Minggu (22/3).

Ia menilai, dengan berdirinya pabrik Pro EM-1 akan mampu menjadikan masa depan Indonesia yang sangat cemerlang. Pada awalnya pabrik Pro EM-1  dirintis dimulai di Amerika, kemudian di Jerman dan di Asia Tenggara.  “Indonesia mengambil inisiatif untuk mendirikan  pabrik Pro EM 1, dan saya  bergembira atas gagasan yang sangat  baik itu . Teknologi EM di pelajari oleh mahasiswa saya Gede Ngurah Wididana pada tahun 1987 di laboratorium saya di Universitas Ryukyu, Okinawa. Dia mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Daerah Okinawa selama satu tahun, dan selanjutnya dia berniat mengembangkan teknologi EM di Indonesia. Saya merekomendasikan dia untuk mendapatkan beasiswa dari negara Jepang selama dua tahun untuk melanjutkan pascasarjana di Universitas Ryukyu, dengan topik penelitian pemanfaatan Teknologi EM untuk meningkatkan produksi pertanian,” ujar Prof Teruo Higa.

Ia menjelaskan, pada tahun 1987 atau 33 tahun yang silam belum ada peneliti yanag bisa membuktikan Teknologi EM untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian. Pada suatu saat Wididana mengatakan kepada saya, “Sensei, saya ingin menjadi Presiden Indonesia”. Saya sangat gembira mendengar cita-cita besar tersebut. Saya mengatakan bahwa anda tidak perlu menjadi presiden. Jika anda mengembangkan Teknologi EM untuk masyarakat Indonesia, anda sudah menjadi warga negara yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu teruslah berkarya dengan tekun mengembangkan Teknologi EM di Indonesia,” lanjutnya.

Selanjutnya Wididana mengembangkan Teknologi EM dari Bali dengan tekun, dan secara umum saya sepenuh hati membantunya. Teknologi EM sudah diterapkan hampir di seluruh dunia. Teknologi EM juga bisa menyelesaikan masalah kesehatan seperti virus corona, masalah pertanian, seperti penggunaan zat-zat kimia, pupuk kimia dan pestisida dalam pertanian, untuk kesehatan manusia EM juga digunakan untuk meningkatkan kualitas mikroorganisme yang berguna di dalam tubuh manusia.

Atas kerja sama perusahaan (PT. AMA), dan pemerintah Indonesia, BPOM memberikan izin produksi dan pemasaran produk Pro EM-1 di Indonesia, sehingga Pro EM-1 bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia, dengan mengubah mikroorganisme yang tidak baik menjadi mikroorganisme yang berguna di dalam tubuh manusia, sehingga manusia menjadi sehat. Penggunaan Teknologi EM juga bisa meningkatkan kualitas lingkungan hidup manusia dengan mengolah limbah, membersihkan sungai. Teknologi EM juga diterapkan di Jepang secara luas dalam berbagai bidang seperti lingkungan, misalnya untuk mencuci sayur dan produk bahan makanan di rumah tangga.

Sehubungan dengan masalah virus corona (COVID-19), manusia harus meningkatkan imunitas tubuhnya dengan konsumsi mikrooragnisme yang menguntungkan seperti yogurt dan Pro EM-1. Dengan menjaga kesehatan lingkungan yang baik dan imunitas tubuh, manusia bisa menjaga kesehatannya termasuk dari serangan virus corona virus.

Di seluruh dunia anggaran pemerintah banyak digunakan untuk kesehatan. Dengan Teknologi EM, lingkungan hidup manusia dan imunitas tubuh menjadi lebih baik, sehingga biaya kesehatan bisa ditekan menjadi setengah bahkan seper delapan nya.  “Berdasarkan pengalaman saya menggunakan Teknologi EM, hampir tidak ada orang yang merasakan kerugian, dan tidak ada orang yang menjadi sakit akibat penggunaan EM,” tutur Prof Teruo Higa yang hasil temuannya kini diterapkan  di ratusan negara di belahan dunia.

Di dalam Teknologi EM terdapat mikroorganisme lactobacillus, ragi dan bakteri fotosintetik yang saling bekerja sama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia.  Penggunaan mikroorganisme tersebut merupakan keunggulan dari Teknologi EM, yang tidak dimiliki oleh teknologi lain. Teknologi EM sudah dikembangkan di lebih dari 150 negara dalam berbagai bidang seperti pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan dan kesehatan.

“Penggunaan Teknologi EM di Indonesia, khususnya Pro EM-1 untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia sangatlah besar peranannya.  Saya sangat berbahagia dan berterima kasih atas kerjasama yang telah dikembangkan di Indonesia. Semoga produk Pro EM-1 bisa bermanfaat untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia yang kita cintai,” tutup Prof Teuro Higa. (ist)