Tinggi, Ekspor Produk Halal dari Jepang

(Baliekbis.com), Ekspor produk halal dari Jepang yang masuk ke Indonesia terbilang tinggi. Bahkan di kawasan Asia, produk halal dari negara Matahari Terbit yang dominan berupa makanan dan bahan baku makanan serta kosmetik ini boleh dikatakan yang tertinggi.

Aya Kambe.

“Ekspor makanan halal dari Jepang ke Indonesia terus meningkat. Jepang melihat potensi pasar Indonesia sangat besar,” jelas Aya Kambe dari Yano Research Institute di sela-sela acara International HAS Training di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, Rabu (18/4). Acara tersebut digelar Indonesia Halal Training dan Education Center (IHATEC) bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUl), juga dirangkai dengan penandatanganan kerja sama Pelatihan Halal antara IHATEC dengan Yano Research Institute. Training berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 18-20 April 2018 diikuti 102 peserta dari 65 perusahaan yang berasal dari 15 negara yakni Malaysia, Phillipines, Thailand, Vietnam, Singapore, Japan, China. India, Indonesia, England, Spain, France, Australia, USA dan Argentina.

Menurut Aya belakangan ini pertumbuhan ekonomi Jepang agak melambat. Karena itu Jepang ingin pasarkan produknya ke luar negeri untuk memperluas pasarnya. Jepang juga melihat Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar nomor 4 di dunia yang mayoritas masyarakatnya muslim. “Sebelum ekspor dilakukan survey lebih dulu dan produk yang dihasilkan diproses melalui teknologi tinggi,” ujarnya. Diakui informasi secara detil tentang Indonesia selama ini masih kurang. Karena itu melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka informasi dan peluang yang lebih besar lagi ke depannya.

Sementara Kepala Indonesia Halal Training and Education Centre (IHATEC) Nur Wahid didampingi LPPOM MUI Bali Aji Pamungkas mengatakan training bertujuan untuk memberikan informasi kepada perusahaan bagaimana menjalankan Sistem Jaminan Halal di masing-masing perusahaan. Selain perjanjian kerja sama dengan Jepang juga sebelumnya dengan Cina dan Korea. Di Bali sendiri menurut LPPOM MUI Bali Aji Pamungkas perusahaan yang mengajukan sertifikat halal terus menngkat dari 250 kini 350. “Terbanyak untuk produk olahan seperti kue oleh-oleh,” ujar Aji Pamungkas. (bas)