Tim Ekspedisi Nusantara Jaya 2018 UGM ke Pulau Sabu Raijua

(Baliekbis.com), Kemenko Kemaritiman Indonesia melepas 23 mahasiswa UGM yang akan berangkat ke lokasi pengabdian dalam tim Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2018 di Pulau Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (1/9) mendatang.

Pelepasan dilakukan oleh  Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Dr. Safari Burhanuddin dan Direktur kemahasiswaan UGM Dr. Suharyadi, Rabu (29/8) di Ruang Multimedia Kantor Pusat UGM.

ENJ Pulau Sabu Raijua merupakan salah satu program kerja sama antara Kemenko Kemaritiman dengan UGM. Tim ENJ UGM nantinya akan melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa  Lobohede, Kecamatan Hawu Mehara , Kabupaten Sabu Raijua, NTT.

Suharyadi mengatakan melalui ekspedisi ini nantinya para mahasiswa dapat belajar secara langsung di masyarakat. Melalui berbagai program yang dikembangkan, para mahasiswa diharapkan dapat meberapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah untuk mendorong masyarakat setempat menjadi lebih berdaya dan mandiri.

“Ini menjadi sebuah keberuntungan bagi Adik-adik sekalian yang berkesempatan belajar langsung di masyarakat. Semoga nantinya ekspedisi bisa berjalan dengan baik dan berhasil menjalankan misi yang telah ditetapkan,” paparnya.

Para mahasiswa dalam ekspedisi ini memilik misi untuk membuat laporan dan film dokumenter terkait kondisi dan potensi daerah di wilayah pengabdian.

Harapan senada juga disampaikan Safari Burhanuddin. Dia berharap para mahasiswa UGM yang mengikuti eksepedisi ini nantinya bisa memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin untuk menggali berbagai hal yang ada di Sabu Raijua.

“Sabu Raijua memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut oleh para mahasiswa. Kedatangan tim ekspedisi UGM ini nantinya diharapkan bisa mengatasi persoalan yang ada dan membuat perubahan yang lebih baik kedepannya,” harapnya.

Wakil Ketua tim ekspedisi UGM Muhammad Ulil Absor menjelaskan ekspedisi akan berlangsung mulai 1 hingga 26 September 2018. Ulil memaparkan rute perjalanan menuju lokasi pengabdian dari Yogyakarta akan menggunakan kereta api menuju Surabaya, tepatnya Pelabuhan Tanjung Perak.

“Dari Surabaya dilanjutkan dengan kapal laut ke Pelabuhan Seba, Sabu Raijua dan dari sana dilanjutkan lagi dengan jalan darat menuju Desa Lobohede,” tuturnya.

Selama 20 hari di lokasi pengabdian, Ulil mengatakan meraka akan bermukim di rumah penduduk dan melaksanakan kegiatan pengadian dalam empat bidang yakni pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, serta kesehatan lingkungan.

“Penentuan lokasi pengabdian kami lakukan lewat diskusi internal tim dan pihak-pihak terkait. Desa Lobohede memiliki potensi pariwisata kemaritiman dan rumput laut yang besar dan bisa dikembangkan lebih jauh lagi,” katanya. (ika)