Terinspirasi IB Ugrasena, Sekaa Rare Angon MelayanganNyujuh Langit Lestarikan Layangan Tradisional Bali

(Baliekbis.com), Sekaa Rare Angon Melayangan NyujuhLangit,  Banjar Batu Bidak, Desa Adat Kerobokan, Badung, siap menampilkan suatu yang berbeda dalam Namaste KitesFestival di Pantai Padanggalak pada 2 September 2018 mendatang. Sudah berbekal ilmu dan motivasi dari master layang-layang kelas dunia Ida Bagus Ugrasena, sekaa layang-layang ini cukup antusias untuk ikut melestarikan layangan tradisional Bali.

“Persiapan kami sudah 90 persen. Kami yakin akan tampil beda,” kata I Ketut Julianta, Kelian Sekaa Rare Angon Melayangan Nyujuh Langit, saat ditemui di Denpasar, Senin (27/8/2018). Sekaa layang-layang yang dibina langsung oleh Ida Bagus Ugrasena ini akan tampil di tiga kategori lomba. Yakni pada layang-layang Bebean kategori remaja dan dewasa serta layang-layang kreasi. Mereka akan membawa 4 layang-layang Bebean di kategori dewasa, satu di kategori remaja dan satu layang-layang kreasi.

“Layang-layang kreasi yang  kami bawa adalah Rare Angon. Ini gebrakan tidak ada sebelumnya di Bali,” katanya. Baru pertama kali ikut di Namaste Kites Festival, Sekaa RareAngon Melayangan Nyujuh Langit ini tidak hanya membidik juara. Namun mereka punya misi besar yang lebih mulia yakni menyatukan para generasi mudah untuk mencintai dan melestarikan layang-layang tradisional Bali.

“Kami berupaya ikut mestarikan layangan Rare Angon sebagai ikon Bali yang harus kita jaga bersama. Kami juga memotivasi peserta lain agar bersatu,” ujar Julianta. Sekaa Rare Angon Melayangan Nyujuh Langit juga menyerukan pesan persatuan, dan persaudaraan atau menyama nyata serta menghidupkan kembali nilai-nilai gotong royong dan kesetiakawanan sosial. Yang penting pula mengajak generasi muda untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit serta berusaha untuk mengejar dan mewujudkannya.

“Dulu Sekaa  layang-layang di tempat kami  pisah-pisah. Sekarang setelah bergabung di Sekaa Rare Angon Melayangan Nyujuh Langit kami lebih bersemangat untuk melestarikan budaya Bali sekaligus meraih prestasi,” tutur Julianta.

Bagi mereka lomba dan festival layang-layang yang diikuti kelompok atau sekaa layang-layang seluruh Bali ini juga menjadi bagian kontribusi terhadap peningkatan pariwisata Bali. Sebab festival layang-layang ini menjadi atraksi dan daya tarik pariwisata yang dinikmati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Eksistensi Sekaa Rare Angon Melayangan Nyujuh Langit juga tidak lepas dari tangan dingin dan totalitas Ida Bagus Ugrasena untuk ngayah membina dan melahirkan generasi pecinta layangan tradisional Bali. Pria yang akrab disapa Gus Sena ini menjadi sosok panutan, idola dan inspirator para pecinta layangan di Bali bahkan dunia.

“Beliau itu master layangan, sosok kreatif dan inovatif. Generasi yang senang melayangan pasti meminta saran dan pembinaan beliau,” imbuh Julianta. Nama Ida Bagus Ugrasena memang sudah tidak asing di kalangan pecinta layang-layang di seluruh dunia. Hampir 30 tahun ia keliling ke lebih dari 200 kota di dunia untuk memperkenalkan karya layang-layangnya yang bertajuk “RareAngon Melayangan Nyujuh Langit”. Hasilnya, layangan tradisional Bali (seperti Janggan, Bebean dan Pecutan) dan layangan kreasinya hingga populer ke seluruh penjuru dunia. (wbp)