Teknologi Kedelai Subak Umalayu Diverifikasi Tim Pusat

(Baliekbis.com), Keberhasilan para petani di Subak Umalayu Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur menerapkan Teknologi Pertanian Kedelai ternyata membuahkan hasil. Juara I penerapan teknologi pertanian tingkat Provinsi Bali belum lama ini diraih Subak Umalayu. Prestasi ini sekaligus membawa para petani Subak Umalayu mewakili Provinis Bali dalam kelompok tani berprestasi tingkat Nasional. Pada Kamis (7/9) Tim Verifikasi Kelompok Tani Berprestasi Tingkat Nasional melakukan penilaian dan evaluasi langsung di Subak Umalayu. Penilaian ini dipimpin Kabag Umum Seketariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ir. Setya Prakosa MM.

Menurut Kadis Pertanian Kota Denpasar, Ir. I Gede Ambara Putra, M. Agb mengatakan, Subak Umalayu termasuk Subak Lestari Made Ayu Intan, yang terdiri  Subak Umadesa Anggabaya , Umalayu, Intaran Barat dan Intaran Timur. Subak ini menerapkan olah tanam padi dan palawija. Dalam palawija Subak Umalayu berhasil meraih juara I dalam lomba penerapan teknologi kedelai. Karena hasil panen kedelai sebanyak 1,7 ton per hektar dengan menggunakan bibit atau vanebis gerobogan. Jumlah panen itu melebihi rata-rata hasil tingkat Provinsi yakni 1,3 ton per hektar. ‘’Untuk itu dalam penilaian ini saya berharap Tim Pusat memberikan arahan dan masukan tentang teknologi kedelai sehingga kedepan dapat menerapkan lebih bagus lagi,’’ ujar Ambara.

Lebih lanjut dikatakan, hasil panen tersebut merupakan terbanyak dan terbagus dibandingkan kabupaten lain. Meskipun lahan pertanian di Kota Denpasar  yakni 2.444 hetar proses bertani masih bisa dilakukan dengan penerapan teknologi panca panen tempat guna yakni cara penanaman, pemupukan, hingga pemeliharaannya. Tidak hanya itu para petani juga meningkatkan produksi dan produktivitas hasil yang bagus. Kalau produksi dan produktivitas bagus otomatis petani akan mendapatkan hasil yang bagus.

Meskipun demikian saat ini petani masih banyak melakukan budidaya kedelai karena persoalan ketersediaan benih yang tidak sinkron dengan hasil tanam kedelai. Sehingga masalah ketersediaan benih sering menjadi kendala. Dalam langkah pemasaran Subak Umalayu telah bekerjasama dengan  Unit Pelayanan Saprodi (UPS) Subak Kerdung untuk pengambilan biji kering kedelai senilai  RP 6.500. Disamping bekerjasama dengan Subak Kerdung  untuk semua produksi sudah menjalin kerjasama dengan Manuk Suci. Sehingga kebutuhan semua produksi petani di Subak Umalayu tidak menemui kendala. Subak Umalayu saat ini juga telah mempunyai jasa pelayanan alat mesin pertanian (alsintan unit pelayanan jasa alsitan  (UPJA) Made Ayu. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani, Ambara mengatakan, Subak Umalayu juga menerapkan  mina padi, hal itu dilakukan agar produksi dan produkvitas petani bisa ditingkatkan lagi.  Mengingat produksi padi rata-rata 9 hingga 10 ton per hetar.

Kabag Umum Seketariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ir Setya Prakosa MM memberikan apresiasi terhadap kerja keras Kelompok Tani Subak Umalayu, karena berhasil meningkatkan hasil panen kedelai. Wujud dari kerja keras ini adalah penghargaan.
Ia mengatakan, Pemerintah Pusat telah memprogramkan peningkatan hasil pertanian khususnya padi, jagung dan kedelai. Agar Indonesia  tidak mengimpor beras, jagung dan kedelai ke luar negeri. Untuk mengatasi kendala benih-benih kedelai yang terjadi di Kota Denpasar, Setya Prakosa mengaku akan memberikan bantuan benih kedelai dari Pusat. ‘’Untuk menerima batuan benih dari pusat, Pemerintah Daerah harus menyiapkan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) untuk peningkatan produksi,’’ ujarnya. Dengan adanya penghargaan ini ia berharap dapat memacu kelompok petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya. Petani juga bisa membuat inovasi baru dalam meningkatkan produksi usaha taninya bersama-sama pemerintah. Jika petani dapat meningkatkan produksi maka kesejahteraan petani seluruh Indonesia bisa terjamin. (ayu)