Teknologi Cloud Sukses Bantu Pengembangan, Inovasi dan Keberlanjutan Bisnis

(Baliekbis.com), Teknologi Cloud telah jadi kunci pertumbuhan bisnis perusahaan-perusahaan seperti Traveloka, Qiscus dan The Body Shop bahkan sebelum kantor AWS di Indonesia resmi dibuka. Perusahaan-perusahaan tersebut terus melakukan transformasi dengan inovasi-inovasi cerdas yang dikembangkannya.

Traveloka, misalnya. Berawal dari agen tiket online pada 2012, kini Traveloka bertransformasi menjadi lifestyle super-app. Traveloka menjadi aplikasi serba ada yang mampu memenuhi aspirasi gaya hidup para penggunanya. Transformasi bisnis di Traveloka menjadi mungkin berkat pemanfaatan Cloud sejak awal Traveloka berdiri. Cloud diaplikasikan ke dalam dua bidang. Pertama, bagaimana menggunakan data untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengguna. Sementara yang kedua yakni menggabungkan penggunaan teknologi dan data untuk bereksperimen, berinovasi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat.

Mengintip Teknologi yang Digunakan Traveloka

“Semua ini didasari layanan Cloud,” jelas Ray. Sebagai contoh, untuk menjawab banyaknya permintaan yang terkonsentrasi pada jam-jam makan tertentu, Traveloka menggunakan teknologi serverless AWS Lambda dan AWS Fargate untuk Traveloka Eats. Kemudian, di luar waktu sarapan, makan siang, dan makan malam, Traveloka memperkecil skala atau menurunkan kapasitas agar pengeluaran dapat ditekan.

Traveloka juga menggunakan teknologi machine learning. Machine learning menjadi semakin terdemokratisasi dan mudah digunakan berkat AWS. “Kami sangat gembira mendengar kabar bahwa AWS Asia Pacific (Jakarta) Region akan diluncurkan dalam waktu dekat. Kedekatan infrastruktur AWS dengan pelanggannya sekaligus end user akan memperkokoh transformasi digital yang menyeluruh di semua sektor,” ujar Ray.

Cloud Bantu Qiscus Kembangkan Chatbot Pintar

Pada kesempatan sama, CEO & Co-Founder Qiscus, Delta Purna Widyangga, juga mengungkapkan peran fundamental Cloud AWS dalam mendukung perkembangan bisnis serta inovasinya. Qiscus merupakan pengembang teknologi chatbot untuk platform multichannel. Platform yang dikembangkan Qiscus paling cocok digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan pelanggannya melalui berbagai aplikasi messenger. Qiscus dapat menyediakan teknologi chatbot yang sangat mudah diskalakan, diotomasikan, real-time, serta multifungsi.

Sebagai penyedia SaaS (software as a service), pihaknya menyadari bahwa infrastruktur Qiscus harus berlandaskan tiga komponen kunci, yaitu keandalan, fleksibilitas, dan penghematan biaya.

“Pertama, harus andal agar pelanggan Qiscus sendiri mampu menyediakan customer service yang selalu tersedia. Kedua, harus fleksibel karena Qiscus melayani banyak pelanggan dari berbagai industri seperti kesehatan, pendidikan, dan niaga, masing-masing dengan dinamikanya sendiri yang unik. Ketiga, komponen penghematan biaya juga penting agar kami bisa menyediakan layanan yang terjangkau,” tambah Delta.

Sebagai pemampu inovasinya, Qiscus menggunakan solusi-solusi AWS seperti Amazon Elastic Cloud Compute (EC2) untuk meningkatkan dan menurunkan instans komputasi dengan sangat cepat, Amazon Relational Data Service (RDS) untuk memperkuat keandalan database Qiscus, layanan pencarian Amazon OpenSearch, dan solusi untuk aplikasi Kubernetes Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS).

Tetap Tangguh dan Adaptif Berkat Cloud

The Body Shop, produsen produk-produk kecantikan dan perawatan kulit asal Inggris yang juga beroperasi di Indonesia juga menggunakan cloud dalam pengembangan bisnisnya sejak tahun 2017. Komponen yang pertama dimigrasikan adalah platform e-commerce (situs web) miliknya, kemudian aplikasi mobile dan sistem loyalty, dan terakhir diikuti dengan aplikasi-aplikasi kritikal.

Yulianto Anto, General Manager of IT, The Body Shop Indonesia, menjelaskan bahwa arah strategi bisnis The Body Shop adalah memanfaatkan kanal penjualan yang terintegrasi, atau omnichannel secara optimal.

“Gerai fisik atau brick-and-mortar tidak akan bisa dihilangkan sepenuhnya dalam lini bisnis ini, karena pelanggan masih membutuhkan pengalaman langsung dan menggunakan pancaindera untuk mencoba berbagai produk. Pengalaman ini hanya bisa didapatkan ketika mereka berkunjung sendiri ke toko. Namun, kami mengamati bahwa permintaan lintas generasi X, Y, hingga Z pada dasarnya sama, yaitu mereka juga menginginkan akses secara digital untuk memperkaya pengalaman berbelanja mereka,” ujar Yulianto.

Dengan platform multichannel yang dimilikinya sekarang, The Body Shop dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan menawarkan nilai tambah seperti pengenalan katalog dan pembelian secara daring. Hingga kini, The Body Shop telah mencatat 1 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Salah satu solusi AWS yang paling dirasa bermanfaat adalah Amazon EC2 Auto Scaling untuk meningkatkan dan menurunkan kapasitas berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketika berpartisipasi di Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tahun lalu misalnya, The Body Shop telah memiliki infrastruktur yang siap untuk menangani lebih dari 3 ribu pengguna di saat yang bersamaan. Kemudian, perusahaan juga membangun middleware untuk mengintegrasikan berbagai metode pembayaran dan logistik sesuai dengan permintaan pelanggan dengan AWS Lambda.

Menanggapi manfaat Cloud AWS dalam mendukung pengembangan bisnis perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggannya, Gunawan Susanto, Country Manager Indonesia, AWS, mengatakan, “AWS sangat bangga dapat menjadi bagian dari cerita para pelanggan kami, termasuk Traveloka, Qiscus, dan The Body Shop. Dedikasi yang tinggi terhadap pelanggan adalah salah satu prinsip utama kami di AWS. Peluncuran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region sekaligus merupakan penguatan komitmen kami untuk berbuat lebih banyak dan berkontribusi lebih besar bagi Indonesia.” (ist)