Tatap Making Indonesia 4.0, Tutik Kusuma Wardhani Ajak Generasi Muda Kuasai IT

(Baliekbis.com), Kini Indonesia tengah menghadapi gelombang revolusi industri keempat atau revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan automatisasi di berbagai bidang pekerjaan, masifnya penggunaan teknologi IoT (Internet of Things), kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) di berbagai lini, teknologi robotik, dan analisis berbasis big data.

Menurut anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Bali Tutik Kusuma Wardhani,  SDM Indonesia khususnya juga Bali harus dipersiapkan untuk menangkap berbagai peluang dan juga tantangan kehadiran revolusi industri 4.0 ini. Terlebih Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal April lalu telah meluncurkan peta jalan atau roadmap “Making Indonesia 4.0” sebagai agenda nasional. “Untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0 penguasaan IT juga menjadi salah satu kuncinya. Kita harus mampu mendorong dan menyiapkan semakin banyak generasi muda yang menguasai IT dan menjadi penemu teknologi-teknologi baru khsususnya di bidang kecerdasan buatan dan robotik karena dua bidang ini mampu menghasilkan perubahan yang luar biasa dan berdampak bagi bisnis di berbagai bidang,” kata Tutik Kusuma Wardhani, Rabu (25/4) via telepon.  Penekanan mengenai bagaimana kesiapan SDM dan masyarakat menghadapi revolusi industri 4.0 dan Making Indonsia 4.0 ini juga disampaikan dan diselipkan anggota Komisi XI DPR RI itu ketika melakukan rapat dengar pendapat di wantilan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten

Buleleng, Kamis (19/4) lalu.

Kegiatan dengan tema “Arah dan Tahapan Pembangunan SDM dan Penguasaan IPTEK” ini disambut antusias para peserta dari berbagai kalangan. Politisi yang akrab disapa Bunda Tutik ini menambahkan dalam peta jalan “Making Indonesia 4.0” yang telah diluncurkan Presiden Jokowi, pemerintah memiliki agenda untuk mewujudkan pembukaan sepuluh juta lapangan kerja baru di tahun 2030 dan menyiapkan industri Indonesia agar mampu bersaing mengimplementasikan industri 4.0 dengan negara-negara lainnya. Hal itu juga menjadi sebuah respon dan jawaban atas kekhawatiran hilangnya jutaan lapangan pekerjaan di masa depan akibat kehadiran kecerdasan buatan (AI). Politisi Demokrat asal Buleleng ini mengutip data riset McKinsey Global Institute pada tahun 2015 yang menyebutkan bahwa Revolusi Industri 4.0 akan menimbulkan dampak 3.000 kali lebih dahsyat daripada Revolusi Industri pertama di Abad ke 19. McKinsey mengatakan, kecepatan perubahan ini akan 10 kali lebih cepat dan dampaknya akan 300 kali lebih luas.

Sejumlah hasil riset lain juga memprediksi kecerdasan buatan dan robot akan menggantikan dan mengambil alih jutaan pekerjaan manusia. Studi Universitas Oxford pada 2013 memperkirakan setengah pekerjaan di Amerika Serikat akan terancam oleh keberdaan mesin. Sedangkan Forrester Reseach sempat menghitung setidaknya apda 2019, seperempat pekerjaan akan digantikan robot software, robot fisik serta sistem otonom. Lalu pada 2025, sebagian pekerjaan akandigantikan dengan model yang belum pernah ada. Namun Tutik menganggap ancaman tersebut bisa saja tidak terjadi. Sebab banyak hasil riset lain juga menyebutkan di masa depan akan muncul banyak jenis pekerjaan baru akibat kemajuan teknologi. Tutik lalu mengutip hasil penelitian Dell bersama IFTF (Institute for the Future) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2030 akan muncul sebanyak 85 persen pekerjaan baru yang bahkan belum dikenal saat ini. Hal itu dikarenakan perkembangan teknologi. “Dunia akan benar-benar memasuki perubahan yang demikian cepat. Namun banyak pekerjaan baru juga akan tercipta dan juga banyak kaitannya dengan IT. Jadi ini peluang untuk SDM generasi muda kita di masa depan,” ujar mantan anggota DPRD Bali itu.

Untuk menangkap berbagai peluang dan menghadapi tantangan itu, Tutik meminta pemerintah Provinsi Bali lebih fokus dan serius meningkatkan kualitas SDM generasi muda Bali melalui berbagai bentuk skema pendidikan dan pelatihan. Anggaran untuk pendidikan harus ditingkatkan. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di bidang IT harus didorong lebih bertumbuh dan diberikan berbagai kemudahan dan dukungan. “Mindset generasi muda kita juga harus diubah. Jangan lagi ada anggapan mau asyik mengejar PNS. Kuasai teknologi maka kita akan menguasai bisnis dan bahkan bisa mengubah dunia. Sebab saat ini, tidak ada bisnis yang bisa lepas dari teknologi seperti IT,” tandas politisi perempuan yang juga dikenal kerap membantu kalangan disabilitas ini. (wbp)