Tanam Berbagai Pohon, Komang Nurjaya: Tumpek Wariga Identik dengan Pelestarian Lingkungan

(Baliekbis.com), Tumpek wariga atau tumpek uduh merupakan upacara berkaitan dengan lingkungan terutama melestarikan pohon yang dilaksanakan umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali atau 25 hari sebelum hari Raya Galungan.

Sementata untuk Banjar Adat Eka Dharma, Desa Adat Pagan, Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur sendiri dalam memaknai pelaksanaan upacara tumpek wariga atau tumpek uduh yang sudah dilaksanakan, Sabtu (20/3/2021) dengan persembahyangan bersama dengan tetap melaksanakan Prokes (Protokol Kesehata).

“Setelah pelaksanaan upacara tumpek wariga atau tumpek uduh, pada Minggu (21/3/2021) bersama para prajuru, pecalang dan STT melaksanan penanaman pohon sebagai bentuk pelestarian lingkungan,” ujar Kelian Adat Banjar Eka Dharma, Komang Nurjaya yang juga selaku Ketua Dewan Pengawas Tata Krama di ASITA Bali.

Dikatakan, puluhan pohon yang ditanam ada beberapa jenis di antaranya pohon kelapa bulan, pohon kelapa gading, dan pohon jempiring.

“Penanaman pohon dilakukan di lokasi yang krama banjar usulkan untuk direncanakan menjadi kawasan treking, yang masih berada di lingkungan Banjar Adat Eka Dharma,” terangnya.

Lanjutnya, penanaman pohon ini dilakukan untuk tetap bisa menjaga lingkungan sekitar agar tetap asri dan hijau. Ini juga bagian wujud kepedulian masyarakat untuk terus bisa menjadikan kawasan disekitar tempat tinggal agar tetap menjadi kawasan hijau.

“Penanaman pohon ini dilakukan setelah pelaksanaan upacara tumpek wariga atau tumpek uduh adalah bentuk syukur masyarakat kehadapan Tuhan dalam manifestasi sebagai Sang Hyang Sangkara, penguasa segala tumbuh-tumbuhan,” imbuhnya.

Komang Nurjaya menambahkan, tumpek wariga atau tumpek uduh merupakan kearifan lokal dari para leluhur agar warga selalu menjaga lingkungan dengan selalu menanam pohon di pekarangan.

“Hal ini dilakukan juga untuk mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa tetap menjaga  lingkungan disekitar tetap asri dan menjadi kawasan lingkungan hijau. Paling tidak, dari hasil apa yang kita tanam dikemudian hari bisa dipetik,” tambahnya. (sus)