Tak Kebagian KIS, Ulan Jalani Hidup Diatas Kursi Roda

(Baliekbis.com), Komang Ulan Rusmiani (14) terlihat tak berdaya, tubuhnya terduduk lesu diatas kursi roda usang lantaran mengalami kelumpuhan. Putri ketiga pasutri miskin Made Mertana (48) dan Ni Ketut Darmini (41) warga dusun Kaje Kauh tinggal di perkampungan terpencil terletak di bawah bukit Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Penyakit yang diderita juga mempengaruhi kemampuannya untuk berbicara dan mengartikulasikan emosi lewat kata-kata. Belum termasuk gangguan kurangnya sensitivitas.

“Pak, saya ingin sembuh agar bisa sekolah. Bantu saya,” kata Ulan dengan nada pelan. Diceritakan Darmini, penderitaan Ulan bermula saat putrinya menginjak usia dua tahun. Saat fase pertumbuhan itu, ia merasa curiga lantaran putrinya tak mampu berdiri dengan sempurna layaknya bocah seusianya. Ketika hendak berdiri, Ulan langsung lunglai seakan-akan kakinya tak mampu menopang beban tubuhnya. Mengalami kondisi itu, bocah Ulan praktis harus dipangku setiap hari. “Ulan lahir dalam kondisi normal dan sempurna, merangkak juga bisa. Namun saat Ulan belajar berdiri langsung lunglai, kedua kakinya pun lemah, kalau tidak salah umurnya saat itu dua tahun,” kata Darmini Senin, (8/5/17).

Mengetahui kondisi putrinya yang sakit seperti itu, Darmini ditemani sang suami melakukan apapun untuk kesembuhan Ulan di tengah himpitan ekonomi keluarga yang serba kekurangan. Pasutri miskin ini bahu membahu memulihkan kondisi kesehatan Ulan dengan cara menempuh pengobatan alternatif. Mereka pun mulai rajin menabung. Menyisihkan uang dari upah harian yang jumlahnya tak menentu untuk bekal biaya pengobatan putrinya.

“Sudah berusaha sekuat tenaga, Ulan berulangkali kami bawa ke tukang pijat, namun tak juga kunjung membaik,” ujarnya. Pasutri ini pun kemudian memutuskan keadaan putrinya ke Puskesmas. Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, petugas Puskesmas merujuk Ulan ke RSUD Buleleng.

Berbekal uang tabungan, Ulan pun menjalani sejumlah pemeriksaan, dari pengambilan sampel darah di laboratorium hingga Rotgen. Menurut diagnosa dokter, Ulan mengalami saraf kejepit. 

“Umur tiga tahun dibawa berobat ke RSUD Buleleng, kata dokter Ulan mengalami saraf kejepit dan selanjutnya harus dirujuk ke RSUP Sanglah,” terangnya. Keterbatasan biaya, kembali menyurutkan keinginan keluarga untuk meneruskan pengobatan hingga akhirnya pasrah. “Ulan tidak memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah, kursi roda donatur swasta ini pun sudah rusak karena tak kuat menahan beban tubuhnya. Berat badannya sekitar 40 kilogram,” jelasnya. Mereka pun kini tak bisa berbuat banyak selain menunggu uluran tangan dari para dermawan yang mau membantu. “Kami sekarang pasrah, saya bersama suami sudah tak bisa berbuat apa-apa, untuk makan sehari-hari saja susah,” ungkapnya seraya menyeka air mata. Keluarga sangat berharap, pemerintah daerah bisa memberikan bantuan kursi roda dan juga biaya pengobatan untuk kesembuhan Komang Ulan Rusmiani. Sementara itu, Kepala Dusun Kaje Kauh Nyoman Kerta Masiada tak menampik keterhimpitan ekonomi yang dihadapi keluarga Ulan. Bahkan Ulang tak tersentuh bantuan dan juga tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Ulan memang tidak terdaftar KIS, karena saat ditanyakan kuotanya itu katanya habis untuk Desa Sudaji,” singkatnya. Menghadapi keluhan warganya ini, Masiada secara terbuka mengaku akan membantu ala kadarnya untuk pengobatan. Disisi lain pihaknya juga berharap ada donatur yang sudi memberikan bantuan untuk warganya tersebut. “Secara pribadi saya pasti membantu semampunya, tetapi disisi lain saya berharap ada dermawan atau donatur yang tersentuh hatinya untuk membantu Komang Ulan Rusmiani karena dia memang benar-benar warga miskin yang belum pernah tersentuh bantuan apapun,” ungkapnya. (bnp)