Tahun Politik, Media Online Berpotensi Dijadikan “Black Campaign”

(Baliekbis.com), Pesatnya perkembangan media online dewasa ini tentu saja berdampak positif karena meningkatkan persaingan media sehingga setiap media berusaha menghasilkan output karya jurnalis yang terbaik dan bertanggung jawab. Namun di sisi lain media online berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuannya. Bahkan lebih naif lagi media online bisa dijadikan alat black campaign melalui berita-berita hoax sehingga menimbulkan kegaduhan dan mengganggu stabilitas nasional terlebih di tahun politik. Melihat penomena tersebut Ikatan Wartawan Online (IWO) Bali yang dimotori media online www.suaradewata.com menggelar diskusi kebangsaan “Peran IWO dalam Membangun Optimisme Masyarakat Melalui Pemberitaan dalam menjaga Stabilitas Nasional di Tahun Politik”. Diskusi kebangsaan tersebut akan digelar di Istana Taman Jepun Tanjung Bungkak, Denpasar, Kamis, (23/11). Pimred www.suaradewata.com I Ketut Sugina yang juga Bendahara IWO Bali selaku penangungjawab kegiatan Rabu (22/11/2017) mengatakan diskusi ini merupakan kerjasama www.suaradewata.com dengan IWO Bali. Ditegaskan munculnya media online di negeri ini sebagai sesuatu yang positif dalam memberikan informasi kepada masyarakat umum. Namun di sisi lain, perlu adanya tanggung jawab dari media itu sendiri agar tidak menjadi alat kekuasaan sehingga dapat menyesatkan masyarakat.

“Di era keterbukaan ini tidak menutup kemungkinan media online dijadikan alat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan tertentu dengan target tertentu pula, seperti mempropagandakan berbagai kepentingan politik yang dapat menimbulkan opini berlebihan ditengah masyarakat luas dan kegaduhan yang berdampak pada terganggunya stabilitas di suatu wilayah atau secara nasional melalui isui-isu yang sensitif,” bebernya. Atas dasar itulah kata dia diperlukan sinergitas berbagai elemen masyarakat terutama awak media online untuk tetap menjaga netralitas serta menjaga profisionalisme dengan tetap mempublikasikan informasi-informasi yang bertanggungjawab. Terlebih pada 2018 dan 2019 mendatang merupakan tahun politik. “Pada 2018 ada agenda politik nasional yaitu Pilkada serentak Bali juga merupakan daerah yang melaksanakan pilkada baik tingkat provinsi maupun kabupaten, dan juga pada 2019 akan ada hajatan politik nasional yang pilpres,” ucapnya. Untuk itu pihaknya berharap diskusi kebangsaan ini diharapan  mampu meminimalisir bahkan menangkal berbagai jurnalisme/berita provokatif dan hoax seperti propaganda kelompok kepentingan yang merusak sendi-sendi kebangsaan yang belakangan gencar memanfaatkan keleluasaan dan kebebasan media mengingat wilayah Bali yang merupakan destinasi internasional pastinya menjadi target kelompok kepentingan tertentu.

Sementara Ketua Panitia penyelenggara Dewa Wirajaya mengatakan diskusi kebangsaan ini setidaknya ingin menjawab kegundahan masyarakat akan banyaknya media-media online yang bermunculan di negeri ini. Karena semua pihak termasuk awak media memiliki tanggungjawab ikut serta menjaga netralitas pemberitaan dimedia massa yang menjadi “konsumsi” publik secara umum dijaman digital saat ini. Dalam diskusi ini kami akan menghadirkan tiga orang pembicara yang berkompeten dibidangnya yakni Ketua IWO Bali Nyoman Sutiawan, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bali I Made Sunarsa,S.E. dan Dr. Drs. I Nyoman Subanda, M.Si. selaku Pakar Ilmu Komunikasi sekaligus Dekan Fisip Undiknas. Adapun materi yang akan dibawakan yakni Ketua IWO Bali akan membawakan materi “Peran dan Tanggung Jawab IWO dalam ikut mensukseskan  agenda nasional dan membangun optimisme masyarakat melalui pemberitaan serta menciptakan stabilitas di tahun politik guna menangkal  Jurnalisme provokatif dan partisan,” dan Ketua KPI akan membawakan materi tentang bagaimana “Mengkaji Kompetensi Jurnalis dan kualitas penyiaran/ pemberitaan dalam menciptakan stabiitas pemberitaan/penyiaran di tahun politik”. Sedangkan pakar komunikasi akan membawakan materi tentang Langkah Konkret menangkal Jurnalisme provokatif dan  hoax di Media Online serta Mengkaji Peran dan Tanggung Jawab Pers mengedukasi masyarakat dalam menciptakan stabilitas di tahun politik. “Diskusi ini juga akan dipandu Panca Wardani Lodra yang selama ini dikenal sebagai Penggiat Public Relation,” beber Dewa Wirajaya. (gin)