“Swabawaning Nur” Refleksikan Spirit Penciptaan Layang Janggan ‘Naga Raja’

(Baliekbis.com), Sajian lomba Baleganjur anak-anak kembali memeriahkan gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 tahun 2018. Lima sekaa yang merupakan duta kabupetan di Bali turut unjuk aksi di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art, Center Denpasar, Senin (25/6) malam. Tak ketinggalan turut tampil unjuk kebolehan Sekaa Baleganjur Dharma Sandhi, Banjar Dangin Peken, Denpasar Selatan yang membawakan kreasi Baleganjur bertajuk Swabawaning Nur. Selain itu, turut tampil sekaa baleganjur Duta Kabupaten Tabanan, Kabupetan Karangasem, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Klungkung. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara bersama pimpinan OPD di Kota Denpasar untuk memberikan dukungan langsung kepada Duta Kesenian Kota Denpasar.

Kordinator Sekaa, I Made Aditya Prayudi didampingi Komposer I Wayan Arik Wirawan saat diwawancarai usai pementasan mengatakan bahwa persiapan pementasan ini telah dilakukan sejak enam bulan lalu. Dimana, diperlukan sajian garapan yang mampu dibawakan oleh anak-anak. “Kalau dulu Baleganjurnya dewasa sehingga kekuatan dari penabuh lebih tinggi, namun saat ini anak-anak, sehingga harus disesuaikan dengan kekuatan anak-anak, namun jika dibandingkan dari segi kekuatan, anak-anak saat ini sudah baik dalam membawakan gending baleganjur dewasa,” paparnya. Dikatakan lebih lanjut, judul Swabawaning Nur merupakan pengembangan dari tema inti PKB yakni Teja Dharmaning Kahuripan dengan makna api sebagai sepirit penciptaan. Swabawaning Nur berasal dari kata Swabawa yang artinya karakter dasar, sedangkan Nur artinya sumber cahaya. Sehingga Swabawaning Nur dapat diartikan sebagai sepirit api untuk kreatifitas penciptaan.

Aditya Prayudi mengatakan bahwa api merupakan bagian dari Panca Maha Butha yang dapat menjadi cikal bakal munculnya semangat penciptaan. Semangat inilah yang nantinya menjadi ikon budaya baru seperti halnya layangan Janggan Nagaraja yang fenomenal. “Api itu dapat diartikan sebagai semangat, semangat inilah yang mampu menciptakan sebuah kreatifitas seperti layangan Nagaraja yang merupakan layangan janggan terbesar dab terpanjang di Bali ini dapat diselesaikan dan mencatatkan rekor muri,” paparnya. Semangat penciptaan layangan inilah yang dikemas melalui sajian tabuh baleganjur dengan judul Swabawaning Nur. Dimana, beragam aktifitas dalam penciptaan layangan janggan Nagaraja sebagai ikon budaya yang mampu diwujudkan. Seperti halnya mulai dari membelah bambu, meraut buluh, merakit, memasang kain, dan saat menerbangkan layang-layang dengan penuh rasa riang gembira.

Dengan memadukan dentuman kendang lanang wadon dengan iringan hentakan cengceng kopyak membuat ledakan semangat yang pantang menyerah. Ditambah jalinan melodi reong, ponggang, kajar, kempli, gong dan kempur seakan meliyuk indah seperti gerakan ekor sang Nagaraja di udara. “Tabuh Baleganjur inilah yang menjadi gambaran tentang semangat pantang menyerah generasi muda Banjar Dangin Peken yang senantiasa selalu optimis dalam setiap kegiatan,” ujarnya. Terkait dengan juara, pihaknya mebgaku mempercayakan kepada dewan juri dan masyarakat. Dimana, seni merupakan sesuatu hal yang mengacu kepada rasa yang metaksu dan mendapat kesempatan untuk melestarikanya saja sudah merupakan suatu kebanggan. “Untuk juara kita percayakan saja kepada dewan juri dan masyarakat penikmat seni, intinya kami sudah berusaha maksimal dalam menampilkan garapan baleganjur sebagai duta Kota Denpasar,” tandasnya.

Sementara, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara yang hadir dalam kesempatan tersebut turu mengapresiasi penampilan apik dari Sekaa Baleganjur Dharma Sandi Banjar Dangin Peken sebagai Duta Kota Denpasar. “Kami mewakili Pemkot Denpasar mengapresiasi dan berterimakasih atas penampilan apik dari sekee baleganjur anak-anak ini, kedepanya semoga dapat terus berkontribusi bagi kelestarian dan pengembangan seni di Kota Denpasar,’ harapnya. (Ags)