Suwandi: Skorsing Bagian dari Pembinaan

(Baliekbis.com), Kisruh antara Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Bali dengan Pengkot TI Denpasar terutama kubu A.A. Suryawan ditanggapi sangat berhati-hati oleh Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi. Terlebih, gugatan A.A. Suryawan dimentahkan (ditolak) Majelis Pengadilan Negeri (PN) Denpasar Majelis PN Denpasar yang dipimpin I Gusti Ngurah Partha Bhargawa, Selasa (17/11/2017) lalu.

Persoalan tidak terhenti sampai di situ. Pascakekalahan di pengadilan, justru pihak KPAID Bali mendatangi KONI Bali, mempertanyakan masalah skorsing terutama yang ditimpakan kepada sejumlah atlet taekwondo Denpasar. Karena itulah, Suwandi mengundang khusus Ketua Umum TI Bali, A.A. Lan Ananda. ”Bukan maksud kami mencampuri urusan internal TI. Tetapi dalam hal ini, KONI Bali kan sifatnya memidiasi. pembicaraan kami dengan Pak Lan Ananda juga sangat terbuka,” ujar Ketut Suwandi, didampingi Fredrik Billy (Bidang Hukum dan Etika KONI Bali).

Mantan Ketua Umum KONI Badung dua periode ini menambahkan, bicara skorsing dalam ranah olahraga sebenarnya merupakan bagian dari pembinaan. Artinya, seorang atlet yang kena skorsing, statusnya ya masih tetap atlet. Beda dengan pemecatan, dimana seorang atlet yang dipecat sudah otomatis kerir atlet di cabor yang diikuti tidak diakui. ”Sepanjang masa skorsingnya sudah habis, atlet itu kan boleh beraktivitas lagi,” jelas Suwandi sembari meminta kasus skorsing sejumlah atlet taekwondo Denpasar tidak diseret-seret ke mana-mana, sehingga tidak bias. ”Saya kira, Pengprov cabor-cabor anggota KONI Bali yang mengeluarkan skorsing terhadap atlet maupun ofisialnya, juga tidak sembarangan. Acuannya pasti ada pada AD/ART masing-masing cabor,” imbuhnya.

Fredrik Billy menambahkan, Pengprov Perkemi (Kempo) Bali juga pernah menjatuhkan skorsing terhadap sejumlahnya atlet sesuai aturan AD/ART cabor itu. Atlet yang diskorsing pun menjalani hukumannya, dan setelah masa skorsingnya habis, si atlet itu pun berhak kembali beraktivitas. ”Ya, memang benar kata Pak Ketua (Ketut Suwandi), skorsing itu merupakan bagian dari pembinaan untuk menjadikan atlet itu taat aturan organisasi,” imbuhnya. Di sisi lain, salah seorang pelatih taekwondo Denpasar, Yan Daulaka mengaku pernah dijatuhi skorsing setahun oleh Pengprov TI Bali, bahkan dojangnya (semacam klub taekwondo-red) dibekukan. ”Saya sendiri sakit hati saat kena skorsing itu, tetapi demi organisasi TI, saya jalani skorsing setahun,” papar Yan Daulaka yang juga seorang jurnalis olahraga ini. ”Begitu masa skorsing habis, saya kembali beraktivitas seperti saat ini,” tambah Yan Daulaka yang kini membina sejumlah siswa di dojangnya. Dia juga sepakat dengan apa yang dikatakan Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi. Bahwa, skorsing itu sebagai salah satu pembinaan pada dirinya sehingga lebih dewasa dalam bersikap. (ibg/sus)