Sukana: Penerapan Pendidikan Karakter di Kalangan Generasi Muda Butuh Proses

(Baliekbis.com),Pengamat pendidikan yang juga mantan Plt. Kadis Dispora Kota Denpasar Drs. I Wayan Sukana,M.Si. mengatakan selama ini pendidikan karakter yang didengungkan oleh pemerintah masih menjadi fonomena masyarakat dan bangsa.

“Untuk bisa menciptakan generasi muda berkarakter tentu akan butuh proses seperti diperlukan komitmen semua sektor yakni pendidikan agama, sosial, masyarakat, orang tua, lingkungan dan komunitas,” ujar Sukana yang kini juga Kelian Adat dan Wakil Bendesa ini, Jumat (15/2).

Menurut Sukana yang kini sebagai caleg DPRD Kota Denpasar dari Partai Golkar dapil Denpasar Timur nomor urut 5, harapan masyarakat dan pemerintah menciptakan pendidikan yang berkarakter dan berbudaya harus ada langkah-langkah yang tepat. Ini dimulai dari perencanaan melibatkan semua komponen yang punya komitmen dan sosialisasi bergerak secara serentak.

Ketua Karang Taruna Bali dan Pengurus Karang Taruna Nasional periode 2008-2013 menjelaskan, setiap persoalan yang muncul mesti diselesaikan dengan duduk bersama mencari akar permasalahannya atau dipecahkan bersama-sama, baru disertai tindakan.”Intinya jangan saling menyalahkan harus bergerak dan berusaha bersama sama untuk bisa mewujudkan pendidikan berkarater,” jelasnya.

Sukana menambahkan, jalan atau tidaknya penerapan pendidikan berkarakater pada generasi muda tersebut tergantung sejauh mana peran serta semua pihak dalam melakukan pembinaan dan pengawasan. “Boleh mengembangkan kreativitas seperti pembuatan ogoh-ogoh, namun waktunya juga diingat kalau sebagai pelajar bila sudah jam belajar harus belajar. Itu baru bisa menerapkan dan mencerminkan yang namanya pendidikan berkarakter,” pungkasnya.

Disinggung soal kenakalan siswa di era milinium sekarang ini, Sukana menambahkan, kalau ada siswa yang berani kepada guru banyak faktor penyebabnya. Salah satinya faktor dari anak itu sendiri dengan karakternya yang kerap kali mengganggu pikiran si anak tersebut. Melihat kondisi tersebut, maka disinilah peran guru harus bisa lebih introspeksi diri. “Bahkan guru harus memahami konsep sesungguhnya menjadi seorang guru yakni seorang guru harus patut ditiru dan digugu,” tambahhya. (sus)