Sudikerta: Pembangunan Bandara Buleleng Jangan Dipolitisir

(Baliekbis.com), Pembangunan bandara di Bali Utara (Buleleng) diminta jangan dikait-kaitkan dengan dengan ajang Pilgub Bali 2018 ini. “Kalau soal Pilgub mari kita maju secara sportif dan profesional. Siapkan program yang nyata. Jangan program yang nyata-nyata pro-rakyat dan memang sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan dibawa-bawa ke ranah politik yang bisa merugikan rakyat Buleleng khususnya,” ujar Cawagub Bali Ketut Sudikerta usai bertatap muka dengan warga Tempekan Batu Intan Banjar Tubuh Batubulan Gianyar, baru-baru ini.

Menurut Sudikerta pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan terkait munculnya pro kontra soal kelanjutan pembangunan bandara tersebut. “Intinya Pak Menteri mengatakan rencana itu tetap berjalan,” ujarnya. Sudikerta mengaku tak tahu persis soal beredarnya informasi kalau pembangunan bandara itu dinilai tak layak versi kajian Bank Dunia. Menurutnya proyek ini harus jalan sebab sangat dibutuhkan baik untuk pengembangan pemerataan ekonomi masyarakat di Bali Utara dan sekitarnya. Kehadiran bandara di Bali Utara ini juga sangat penting dalam hal mengantisipasi kejadian istimewa seperti saat erupsi Gunung Agung dimana bandara terpaksa ditutup sampai tiga hari.

Dikatakan Sudikerta, pembangunan Bandara Buleleng ini sudah sejak lama digulirkan dan bahkan sudah diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Rata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali. “Persoalan Bandara Buleleng, itu adalah program untuk kepentingan masyarakat. Ini sudah diperjuangkan dari dulu, tetapi belum terwujud. Ada dugaan muatan politik sehingga menghambat pembangunannya,” ucapnya. Padahal pihaknya telah menyatukan dua investor yakni PT BIBU dan PT Pembari yang berencana membangun bandara di Buleleng. Kedua investor tersebut sepakat, bahwa bandara ini memang harus dibangun. “Jadi kita tunggu keputusan pemerintah pusat. Kalau pemerintah pusat anggap tidak perlu, dari sisi mananya? Faktanya kita butuh bandara lagi dan sudah ada investor untuk itu,” tegas Sudikerta.
Sudikerta mengaku tetap berkomitmen untuk terus mendorong pembangunan Bandara Internasional Bali Utara itu. Sebelumnya dua investor yakni Ir. Suardhana dari PT Pembari kepada wartawan menegaskan pihaknya hanya menunggu Penlok (Penetapan Lokasi) untuk bisa memulai pembangunan bandara. Sebab berbagai persiapan untuk itu termasuk investornya sudah ada. “Tanahnya seluas 400 hektar lebih juga sudah ada,” tegas Suardhana. Hal senada juga disampaikan Dirut PT BIBU Made Mangku dalam jumpa pers di Renon belum lama ini. Bahkan ada dua investornya yang tergabung dalam konsorsium berniat menarik diri karena saking lamanya Penlok tak keluar. “Kita sudah mengajukan sejak hampir empat tahun silam namun sampai kini belum ada ,” tegas Mangku. (bas)