Suaranya Lenyap di Pileg, Togar Situmorang Lapor ke Bawaslu dan Gakumdu

(Baliekbis.com), Merasa dizolimi, Caleg DPRD Bali Dapil Denpasar dari Partai Golkar Togar Situmorang,S.H., M.H.,MAP tidak tinggal diam. Advokat senior yang juga pengamat publik itu bergerak cepat menghubungi Bawaslu atas kejadian tragis yang menimpanya itu. Togar bahkan siap melapor ke Polda yakni Gakumdu atas kecurangan yang menimpanya.

“Aneh di C1 saya dapat puluhan suara. Tapi ketika masuk ke penghitungan di kecamatan suara saya nol alias tak dapat suara. Ini kan sangat merugikan saya dan pendukung saya yang sudah berjuang,” ujar Togar bernada tinggi kepada media, Rabu (24/4/2019) di Kantornya Gatsu Timur.

Sambil menunjukkan rekap suara C1 di tiga kelurahan wilayah Denbar, Togar mendapat sekitar 50 lebih suara. Namun dalam rekap di kecamatan (Denbar) ternyata ia tak dapat suara alias nol. “Ini kan benar-benar aneh. Ada yang ‘curi’ suara saya,” tegasnya.

Karena itu ia tak mau tinggal diam atas kejadian itu. Pasalnya kecurangan seperti ini kalau dibiarkan maka akan berlanjut dan ini tentu akan merusak iklim demokrasi yang tengah tumbuh. Langkah yang dia tempuh juga ada dasar hukumnya yakni secara hukum sudah jelas diatur dalam Pasal 532 Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. 

Yaitu “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seorang pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan peserta pemilu mendapat tambahan suara atau peserta pemilu menjadi berkurang dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp48. 000.000.

Selain lapor Bawaslu, Togar juga akan melaporkan kecurangan itu ke Plt. Ketua DPD Golkar Bali dengan tembusan ke DPP Golkar. “Bahkan surat akan saya sampaikan ke Mahkamah Partai,” tambahnya.

Ia berharap dengan laporan serta bukti yang ada, pihak terkait bisa segera menindaklanjutinya. Apalagi diprediksi jumlah suara yang hilang cukup banyak. “Itu baru yang di tiga kelurahan. Sebab saya yakin baik dari kolega, rekan se profesi, komunitas dan keluarga banyak memberi dukungan suara,” tambah Togar yang juga Ketua POSSI Denpasar dan juga aktif di sejumlah organisasi ini.

Ditambahkan penegakan hukum sangat penting. Ia tak memasalahkan apa lolos atau tidak dalam pileg ini. “Saya kira soal kalah menang itu hal yang lumrah. Tapi kalau ada pencurian suara seperti ini jelas tak bisa dianggap remeh. Apa jadinya, kalau mereka yang nanti memimpin atau duduk sebagai wakil rakyat memperolehnya dari hasil kecurangan. Bagaimana kita bisa mendapatkan pemimpin yang bagus,” tambah Togar Situmorang.

Hal seperti ini menurutnya mirip dengan pencuri elit. Jadi siapa sesungguhnya yang preman itu. “Apa yang maling suara itu bukan preman. Bagaimana hukum tata negara bisa  jalan dengan baik, kalau dia dapat jabatan itu dengan cara mencuri atau money politics,” ujarnya berapi-api. (bas)