Stok PLN Banyak, Pasokan 22.500 M3 LNG Tertahan di Laut

(Baliekbis.com), Gas alam cair (LNG) yang dikirim dari Muara Bakau ke Pelabuhan Benoa sementara belum bisa disalurkan ke pengguna yakni PLN. Penundaan itu terpaksa dilakukan karena stok LNG di PLN masih cukup banyak. “Tadi saya ditelepon Dirut Indonesia Power yang mengatakan stoknya masih banyak. Jadi sementara ditunda dulu,” ujar Deputy Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang, Senin (26/6/2017) di sela-sela pengecekan lapangan terkait persiapan penerimaan kapal kargo LNG pertama yang mengangkut 22.500 m3 LNG senilai Rp 35 miliar dari lapangan Jangkrik ke terminal LNG Pelabuhan Benoa. Dalam pengecekan itu selain hadir dari Indonesia Power, Pelindo Benoa juga Vice President Marketing Eni Gianluca Bucchi yang ingin melihat langsung berbagai kesiapan dalam penerimaan LNG tersebut.

Parulian Sihotang.

Parulian Sihotang mengatakan dari hasil tinjauan lapangan dikatakan semua sudah siap. “LNG sudah dibeli PLN. Tinggal transfer saja. Nanti  kalo sudah konekting saya info lagi,” ujarnya singkat. LNG yang diangkut kapal Triputra tersebut saat ini masih di laut. Berdasarkan rilis yang diterima, kargo gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) ini yang pertama dari lapangan Jangkrik, Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau yang dioperasikan Eni (kontraktor) dikirimkan ke pasar domestik dari kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (22/6) lalu. Menggunakan Kapal Triputra, kargo LNG sebesar 22.500 m3 dikirimkan ke terminal regasifikasi di Tanjung Benoa, Bali, sebagai bagian dari kontrak jangka panjang yang telah ditandatangani dengan PT Pertamina (Persero). Hadir pada pengiriman pertama kargo tersebut Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar, Managing Director Eni Indonesia Fabrizio Trilli, Presiden Direktur dan CEO Badak LNG Salis S. Aprilian dan Walikota Bontang Neni Moerniaeni. Menurut Sukandar, sebagian besar pasokan gas WK Muara Bakau ditujukan dan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk dan kebutuhan LNG dalam negeri. Dia menambahkan, pengiriman kargo pertama ini juga sebagai bagian pemenuhan kebutuhan kelistrikan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebijakan dari Pemerintah Indonesia untuk terus menambah ketersediaan pasokan kelistrikan, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Menurut Trilli, lifting pertama kargo LNG ini merupakan salah satu pencapaian kunci bagi Proyek Pengembangan Lapangan Jangkrik. Ini adalah salah satu proyek gas laut dalam pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan skema percepatan dan mengkonfirmasi komitmen Eni dalam mensuplai gas untuk pengembangan pasar domestik Indonesia. “Saya sangat bangga melihat hubungan yang kuat dan produktif dengan pemerintah Republik Indonesia, Pertamina dan mitra kerja Joint Venture kami di Proyek Jangkrik,” katanya. Salis menjelaskan, PT Badak NGL menerima pasokan gas dari lapangan Jangkrik sejak 29 Mei 2017. Hingga 22 Juni 2017, gas lapangan Jangkrik yang telah diolah menjadi LNG sebesar 2.400 juta standar kaki kubik. “Dengan adanya pasokan gas baru ini, Badak LNG akan semakin berkelanjutan sebagai kilang pengolahan LNG,” katanya. Sebagai informasi, Proyek Pengembangan Lapangan Jangkrik ini terdiri dari lapangan gas Jangkrik dan Jangkrik North East yang berlokasi di wilayah kerja Muara Bakau, di laut dalam Selat Makassar. Produksi Jangkrik dari sepuluh sumur bawah laut terhubung dengan Floating Production Unit (FPU) Jangkrik. Saat ini, produksinya sekitar 200 juta standar kubik kaki per hari, yang secara bertahap meningkat mencapai produksi sebesar 450 juta standar kubik kaki per hari atau setara dengan 83.000 barel setara minyak per hari. Gas tersebut, setelah diproses di FPU, mengalir melalui pipa gas khusus sepanjang 79 km menuju Fasilitas Penerima Darat (Onshore Receiving Facility), kemudian menuju ke Sistem Transportasi Gas Kalimantan Timur (East Kalimantan Transportation System) sebelum akhirnya menuju ke kilang LNG Bontang. Sukandar mengatakan, kargo pertama ini menjadi bukti pengembangan migas di Kalimantan timur masih menarik untuk dikembangkan. (bas)