Status Awas Gunung Agung,  Ekonomi Karangasem Terancam Lumpuh Total

(Baliekbis.com), Status awas Gunung Agung membuat ekonomi Karangasem terancam lumpuh total. Sejak beberapa minggu ini kegiatan ekonomi dan  bisnis di daerah ini nyaris terhenti total. Bahkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem menyentuh titik terendah. Kredit macetpun meningkat, diprediksi mencapai Rp 1 triliun.

Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri belum lama ini menyatakan, ekonomi Karangasem lumpuh total dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) nol. Selama ini Karangasem mengandalkan PAD dari galian C dan pariwisata. “PAD Karangasem mengandalkan galian C dan pariwisata. Sekarang semua terhenti sejak Gunung Agung berstatus awas,” ujarnya. Disebutkan, PAD galian C tak bisa jalan karena memang berada dialiran berbahaya. Namun tak seperti sektor pariwisata yang sebenarnya masih bisa jalan. Meski wisatawan telah diyakinkan sedemikian rupa jika hanya beberapa daerah saja yang terdampak seandainya Gunung Agung meletus, namun Mas Sumantri menyebut wisatawan tetap ketakutan berkunjung ke Karangasem. “Sudah jelas tamu, walau kita kecilkan persoalan Gunung Agung ini, tapi tetap berdampak pada ekonomi kita,” sebutnya. Dengan tidak adanya PAD Karangasem, Mas Sumatri berharap kepada semua pihak baik kabupaten/kota se-Bali, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama membantu menyelamatkan perekonomian Karangasem. “PAD Karangasem sekarang nol. Kita memohon kepada semua pihak, baik kabupaten/kota, provinsi maupun pusat untuk bersama-sama bagaimana menyelamatkan Karangasem ke depan,” harapnya. Status awas Gunung Agung sendiri sudah berjalan hampir satu bulan. Kondisi itu tentu sangat menyulitkan bagi warga Karangasem yang terpaksa mengungsi. Mereka praktis kehilangan pendapatan, bahkan tak sedikit yang kehilangan asetnya seperti ternak. Kalau pun sebagian ternak bisa terjual namun harganya rendah sehingga membuat peternak merugi.

Kejenuhan juga melanda warga yang mengungsi. Bahkan kini sebagian warga ada yang mulai nekat. “Tentu kejenuhan itu akan menimbulkan banyak hal. Pertama mereka akan punya keberanian lebih, mereka akan kembali pulang. Kita tidak bisa menyalahkan mereka. Mereka khawatir, punya tanggung jawab terhadap kehidupan keluarga, punya utang di bank, koperasi dan tetangga..Dengan kondisi saat ini para debitur tak memiliki kemampuan untuk membayar kredit. “Lost income tentu besar. Dari 500 ribu penduduk Karangasem, 138 ribu jiwa dari 28 desa mengungsi. Mereka tidak bekerja. Tidak ada pendapatan,” jelasnya. Pihaknya pun akan berupaya melakukan pendataan terhadap kredit macet di Karangasem dan berharap ada kebijakan khusus dari lembaga keuangan. “Kami belum tau angka pasti berapa total kredit bermasalah,” imbuhnya. Ia meminta para pengusaha, pemerintah untuk menyelenggarakan event pariwisata di Karangasem sehingga ada geliat ekonomi. Gubernur Bali Mangku Pastika dalam sebuah pertemuan di Nusa Dua berharap perbankan memberikan kebijaksaan terhadap nasabah yang sulit membayar kreditnya. “Nanti saya akan bicarakan itu, jangan sampai tanah warga diambil bank karena tak bisa bayar kredit. Bank harus bijak dan adil dalam kondisi seperti ini,” tegas Gubernur. (wid/bas)