Sopir “Freelance” Keluhkan Tidak Dapat Bantuan Sembako

(Baliekbis.com),Ribuan sopir freelance baik yang tergabung dalam organisasi koperasi maupun wadah lainnya menjerit butuh bantuan dari pemerintah. Pasalnya, para sopir freelance selama pandemi Covid-19 belum sebagian besar belum mendapat bantuan seperti bantuan sembako. Kesannya seperti dianaktirikan.

Sementara pemerintah setempat dengan menggandeng sejumlah lembaga seperti Pelindo III, BUMN dan perbankan sudah menggelontor ribuan paket bantuan sembako kepada sejumlah kelompok (masyarakat).

“Kalau bisa para sopir freelance nantinya juga dibantu, apa itu dari pemrov, BUMN maupun bank,” ujar Drs. I Wayan Suata selaku Ketua Asosiasi Sopir Angkutan Pariwisata (ASAP) Bali, Rabu (20/5/2020).

Menurutnya, para sopir freelance ini semuanya bekerja legal (sudah mengantongi izin). Bahkan selama mereka rutin membayar retribusi kepada pemerintah.

“Dimana mereka mencari izin angkutan sewa di Bali karena Perda mengatur demikian sesuai Undang-undang. Ketika ada bantuan sembako, kok justru kita para sopir freelance tidak dapat,” terangnya.

Wayan Suata menjelaskan, sebagai Ketua Asosiasi Sopir Angkutan Pariwisata (ASAP) Bali, ia merasa terpanggil melihat nasib teman-temannya. Apalagi di tengah Covid-19 ini ekonomi sangat sulit.

Ketika ada bantuan sosial berupa BLT dan sembako, para sopir freelance yang tergabung dalam koperasi berbadan hukum, tidak dapat. “Sedangkan sopir angkutan yang lain dapat. Nah dimana letak keadilan dan rasa kemanusiaannya. Kok kesannya kita dianaktirikan,” singgungnya.

Dijelaskan mereka selama ini menggantungkan hidupnya dari pariwisata. Kini setelah pariwisata tidak jalan akibat Covid-19, dari mana mereka dapat makan bersama keluarga kalau bukan dari bantuan pemerintah,” tambahnya. (sus)