SMK PGRI 3 Denpasar, Gandeng 111 Dunia Usaha Tingkatkan Kemampuan Siswa

(Baliekbis.com), Kepercayaan masyarakat (orangtua siswa) terhadap SMK PGRI 3 Denpasar setiap tahun terus meningkat. Terbukti minat siswa begitu tinggi menimba pendidikan di sekolah keterampilan ini. Namun untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang begitu besar, SMK PGRI 3 terpaksa harus melakukan seleksi cukup ketat. Hanya sekitar 40 persen pelamar yang datang diterima. “Kalau sekolah swasta ingin dipercaya, kuncinya  adalah kualitas,” ujar Kepala SMK PGRI 3 Denpasar Drs. Nengah Madiadnyana,M.M. di sela-sela kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), Senin (10/7/2017) .

Memang untuk mendapatkan kualitas itu tak mudah dan perlu waktu. “Hasilnya memang tak langsung bisa dilihat saat itu, namun tahun berikutnya pasti ada,” tambahnya. Kualitas dimaksud antara lain sistem pembelajaran yang bagus, manajemen sekolah juga profesional dan didukung fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. “Jadi kalau ada sekolah tak dapat siswa harus introspeksi. Jangan lantas cari kambing hitam,” ujarnya. Madiadnyana menambahkan agar sekolah dipercaya masyarakat (orangtua siswa) selain pelayanan pendidikan harus bagus, penanganan siswa juga sesuai tupoksi yakni mencerdaskan anak dan berkualitas. Untuk itu SMK PGRI 3 Denpasar dalam PPDB tahun ini melakukan seleksi cukup ketat dalam penerimaan siswa baru. Langkah itu dilakukan karena pertimbangan daya tampung dan fasilitas yang tersedia. “Dan yang utama ke depannya bisa melahirkan siswa yang berkualitas,” ujarnya.

Drs. Madiadnyana
Drs. Madiadnyana

Pasalnya tamatan SMK tiap tahunnya cukup banyak yakni mencapai sekitar 3.000 siswa. Ini tentu akan terjadi persaingan ketat mengingat orientasi siswa setelah tamat di SMK mendapatkan pekerjaan. “Kualitas menjadi hal utama dan harus dijaga agar nantinya siswa setelah tamat siap memasuki dunia usaha,” jelasnya. Untuk itu Madiadnyana mengatakan sistem pendidikan di SMK PGRI 3 ini dilakukan dengan menyeimbangkan antara teori dan praktik. “Kita telah bekerja sama dengan 111 lembaga dunia usaha untuk siswa bisa belajar sambil praktik,” ujarnya. Dengan pola itu, SMK PGRI 3 yang focus pada dua jurusan yakni Tata Boga dan Akomodasi Perhotelan mampu melahirkn tamatan yang siap kerja. Kalau standar tamatan tamatan SMK adalah 75 persen masuk dunia kerja. “Kita di SMK PGRI 3  sudah jauh lebih besar dari itu,” Ujar Madiadnyana. Terkait menjaga kualitas dan tamatannya, tahun ajaran ini SMK PGRI 3 hanya menerima 690 siswa baru dari 1.514 pelamar yang mendaftar. Tahun lalu siswa di sekolah ini tercatat 680 siswa. “Kita selektif agar kegiatan belajar dan praktik bisa berjalan dengan baik,” ujarnya terkait banyaknya pelamar yang terpaksa tidak dapat diterima.

Terkait tingginy animo tersebut, Madiadnyana mengaku bersyukur karena sampai saat ini SMK PGRI 3 masih mendapat kepercayaan yang begitu besar dari masyarakat (orangtua murid). Hal itu karena sekolah ini sejak awal sangat komit dalam menjalankan dunia pendidikan dengan mengutamakan pemberian pelayanan yang profesional, baik itu menyangkut manajemen pendidikan hingga pengawasan dan evaluasi sehingga tupoksi berjalan dengan baik. Untuk menghasilkan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, SMK PGRI 3 rutin menggelar workshop sehingga kemampuan guru terus bisa ditingkatkan. SMK PGRI 3 juga terus menambah fasilitas belajar siswanya baik untuk tori maupun praktik berupa fasilitas lab dan ruang praktik. “Sebab seberapapun pintarnya guru mengajar kalau tak didukung fasilitas yang cukup maka tak akan memberikan hasil yang maksimal. SMK juga harus link dengan dunia usaha (industry),” jelasnya. (bas)