SMK PGRI 1 Badung Ikut Pelatihan Table Manners

(Baliekbis.com), Sebanyak 200 siswa kelas X Jurusan Tata Boga SMK PGRI 1 Badung mengikuti pelatihan Table Manners di Ramayana Hotel and Resort, Kuta dan Grand Inna Shindu Beach, Sanur dari tanggal 14-16 Desember 2017. “Table Manners adalah tata cara atau etika makan dan minum yang baik di meja makan dalam perjamuan,” ujar Ketua Pelaksana yang juga Wakasek Humas SMK PGRI 1 Badung, Ayu Kencana Wijaya, Kamis (14/12).

Dikatakan, mengikuti pelatihan Table Manners ini adalah untuk bisa menyeimbangkan antara teori dan praktik pada Jurusan Tata Boga. SMK PGRI 1 Badung memang memberikan bekal pengalaman praktik yang lebih bagi peserta didiknya sesuai visi-misi yakni Bekerja, Melanjutkan, Wirausaha (BMW). Karena di SMK PGRI 1 Badung sendiri sudah siapkan lulusan untuk BMW. “Ini sudah terbukti, lulusan kami hampir semua terserap dan bekerja langsung setelah lulus serta sebagian lagi bekerja sambil melanjutkan,” ucapnya.

Di samping itu, lanjut Ayu, tujuan praktik lapangan ini untuk mengenalkan dunia pariwisata sampai hal-hal detail. Misalnya melayani tamu di front office, menata tempat tidur, bagaimana etika makan secara formal dan bagaimana suka dukanya bekerja di industri pariwisata.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua YPLP Kabupaten PGRI Badung Dr. I Made Gde Putra Wijaya, SH.,M.Si., mengaku menyambut baik kegiatan itu. Selaku pemimpin yayasan, ia mendorong peningkatan kegiatan praktik bagi sekolah-sekolah yang bernaung di bawah YPLP Kabupaten PGRI Badung. Ia juga berharap peserta didik bisa mengikuti praktik dengan baik hingga selesai, sehingga terbiasa dengan iklim kerja di hotel. “Pekerjaan ini kan pasti mereka alami kelak kalau tidak dibiasakan dari awal kapan bisa,” terangnya.

Menanggapi lesunya sektor pariwisata Bali akibat erupsi Gunung Agung, pakar pendidikan ini mengimbau pemerintah daerah lebih mengintensifkan kampanye ‘Bali Aman’. Jika perlu pemerintah harus bisa bersinergi dengan Konsulat Jendral (Konjen) berbagai negara, sehingga wisatawan asing mendapatkan informasi yang jelas terkait kondisi Bali pasca erupsi Gunung Agung. “Yang berbahaya itu cuma 8 km di dekat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem. Bukan Bali yang berbahaya. Itu harus disebarkan lebih banyak lagi,” jelasnya.

Ditambahkan, pihaknya berharap kondisi pariwisata di Bali segera pulih, sebab tingkat kunjungan di penghujung tahun meningkat dan tidak ada gejolak pemberhentian karyawan di hotel, restoran maupun sektor pariwisata lainnya. “Perlu juga kita waspadai isu-isu hoax itu datangnya dari mana. Apa ada pihak yang ingin menjatuhkan pariwisata Indonesia atau Bali pada khususnya. Buktinya di Bali kondisinya masih aman,” tambahnya. (sus)