SMA Dwijendra Gandeng BPBD dan Disdikpora Gelar Simulasi PTM

(Baliekbis.com), Jelang dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang direncanakan berlangsung awal Maret 2021, pihak SMA Dwijendra Denpasar mengundang Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan Kota Denpasar, BPBD Bali, Desa Dangin Puri hingga Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan simulasi PTM di Aula Yayasan Dwijendra, Senin (28/12).

Dimana pihak sekolah ingin mendengar saran dan juga masukan dari para narasumber untuk mengevaluasi penerapan protokol kesehatan jelang PTM di sekolah ini.

Kepala SMA Dwijendra, I Made Oka Antara mengatakan pihaknya telah mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan. Mulai dari alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan dengan sabunnya, hand sanitizer, serta mengatur jarak fisik antarsiswa.

“Kami telah menyiapkan diri sesuai dengan surat Keputusan Bersama Empat Menteri, Disdikpora Denpasar dan juga Provinsi Bali. Kami juga telah menyiapkan petugas dan membentuk satgas dari unsur guru dan pegawai,” ungkapnya seusai simulasi PTM.

Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait persiapan guru, khususnya tentang rapid test antigen. “Kami lihat situasi terlebih dahulu. Jika kasus Covid-19 menurun, mungkin hanya perlu izin orangtua saja,” jelasnya.

Pihaknya juga akan tetap bekerjasama dengan Satgas Desa, Kecamatan hingga Kota untuk melakukan evaluasi, perbaikan-perbaikan demi rasa aman, nyaman dan damainya anak-anak belajar.

Ditambahkan, SMA Dwijendra memiliki 1.000 lebih siswa di tahun ajaran ini. Di mana PTM akan dilakukan dengan membagi dua jumlah siswa, per shift sebanyak 500 siswa.

“Kami juga akan menerapkan selisih waktu masuk siswa, kisaran 10 sampai dengan 15 menit di setiap kelasnya, sehingga datang dan berakhirnya siswa tidak bersamaan,” tambahnya.

Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Provinsi Bali I Gusti Alit Trisna Budi mengapresiasi SMA Dwijendra telah melakukan simulasi jelang rencana PTM ini.

“Kami memberikan masukan kepada pihak sekolah agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti menyarankan agar menambah tempat cuci tangan dan juga tersedianya sabun serta air mengalir,” ujarnya.

Sedangkan terkait kekhawatiran terjadinya klaster baru jika PTM ini dibuka, pihaknya menegaskan bahwa jika telah disiplin menjalankan protokol kesehatan, maka kemunkinan itu bisa ditekan. “Tentunya jika akan melakukan PTM, juga harus seizin dari kepala daerah, dalam hal ini Walikota Denpasar,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Dwijendra, Ketut Wirawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas saran dan masukan yang disampaikan para narasumber tersebut. Pihaknya pun akan menjalankan serta melakukan pembenahan dari seluruh masukan dan saran ini.

“Kami tentu akan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain dalam pembukaan PTM nantinya. Jika tidak ada rekomendasi dari dinas, desa, puskesmas dan juga orang tua siswa, maka kami tidak akan buka jika tidak ada izin dari empat ini,” pungkasnya. (sus)