Siswa SMA Kristen Harapan Orasi di Renon  

(Baliekbis.com), Orasi di PB3AS (Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja) di Lapangan Puputan Margarana, Renon, Minggu (3/9) juga dimeriahkan oleh siswa/i SMA Kristen Harapan Denpasar yang menampilkan beragam atraksi yang menghibur masyarakat seperti paduan suara, senam bersama sampai pada orasi dari Ratih Kusuma Dewi. Orasi yang disampaikan terkait bahaya narkoba bagi generasi muda.

Menurut Ratih, Indonesia saat ini sedang mengalami darurat narkoba, dimana setiap harinya terdapat 57 orang meninggal akibat barang haram tersebut. Untuk itu, ia menekankan beberapa solusi untuk mencegah narkoba, di antaranya melalui peran keluarga yang merupakan titik poin pertama dari upaya pencegahan narkoba, dimana kualitas waktu anak-anak bersama keluarga harus di tingkatkan sehingga anak tersebut dekat dengan orang tuanya. Kedua, peran dari sekolah. Ratih menganjurkan agar sekolah-sekolah lebih meningkatkan ekstra kurikuler yang ada dan tidak hanya ektra pada bidang akademis saja namun ekstra pada non akademis juga harus di perhatikan, karena semua anak-anak memiliki potensi yang berbeda. Ketiga melalui pemerintah dan masyarakat yang juga harus berperan aktif dalam mengawasi dan menegakkan hukum bagi para pelaku kejahatan narkoba. Dan terakhir adalah menyadarkan diri sendiri, apabila belum ada kesadaran dari diri sendiri maka ketiga pilar tersebut akan sia-sia. Dalam PB3AS kali ini juga diisi dari beberapa elemen masyarakat di antaranya Prof. Sukardika yang berbicara terkait bahaya dan upaya pencegahan HIV/AIDS dan Hepatitis. Prof. Sukardika mengingatkan para generasi muda agar menjaga pergaulan dan kesehatannya karena saat ini banyak penyakit yang bermunculan dikalangan anak muda dan berdampak pada kematian.

Masih dalam bidang kesehatan I Wayan Mastika Bidang Kepesertaan BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, menyampaikan bahwa saat ini Masyarakat di Bali belum maksimal mendaftarkan diri pada BPJS kesehatan. Ia menyampaikan bahwa masyarakat yang dulunya menggunakan JKBM saat ini dapat diintegrasikan kepada JKN-KIS dengan mendaftarkan diri pada kepala desa masing-masing kemudian melaporkannya pada Dinas Sosial di masing-masing kabupaten, sehingga pembayaran BPJS dari masyarakat kurang mampu tersebut dapat dibayarkan oleh pemerintah. Hal tersebut ditegaskan pula oleh I Made Suwitra yang merupakan Sekretaris dari Dinas Kesehatan Prov. Bali dimana Pemprov Bali sedang bekerja sama untuk membiayai masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, sehingga seluruh masyarakat Bali mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Sementara Made Widhi Dharma, Kepala Bidang Perencanaan Bappeda Litbang Prov Bali menyampaikan prosedur Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang maupun Jangka Menengah dari Pemerintah Provinsi Bali. (sus)