Sistem Bioflok untuk Pembesaran Ikan Lele

(Baliekbis.com), Secara ekonomis usaha budi daya lele sangat menguntungkan, karena ikan ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan tidak memerlukan perawatan yang cukup rumit. Namun saat ini  yang menjadi kendala dikalangan peternak ikan  adalah masalah kebutuhan pakan yang merupakan biaya produksi terbesar yaitu berkisar antara 80-85 persen dari total biaya produksi. Perlu adanya inovasi teknologi yang lebih fokus terhadap teknologi efisiensi biaya produksi melalui penggunaan pakan.

Mengacu kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar mengandeng pihak Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bayuwangi Jawa Timur memberikan pelatihan dengan materi pembesaran lele dengan bioflok pada 30 peserta dari 5 Pokdakan di Gianyar, di Kantor DKPKP Kab. Gianyar, Selasa , (27/3).

Kepala DKPKP Kab. Gianyar Ir.IGA Dewi Hariani,M.Si saat ditemui sebelum pembukaan pelatihan mengatakan, saat ini perikanan budidaya agak menurun sedangkan konsumsi ikan semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Apalagi diberbagai tempat pencemaran air juga lumayan parah yang berimbas pada menurunnya kualitas air ditambah dengan harga pakan yang semakin melangit membuat para peternak ikan banyak yang kolaps. Dewi Hariani yang didampingi Kabid Budidaya DKPKP, Pande Putu Ayu Sri Ratnawati menjelaskan program dan kegiatan di bidang perikanan budidaya terus dikembangkan melalui terobosan inovatif seperti minapadi dan saat ini melaui bioflok yang merupkan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Bahkan di tahun 2018 ini pihaknya telah melakukan program pengembangan perikanan budidaya melalui beberapa kegiatan seperti pembinaan dan pengembangan perikanan yang merupakan support untuk Balai Benih Ikan (BBI Payangan) dan Pasar Benih Ikan (PBI Siangan) agar dapat menghasilkan benih ikan yang berkualitas. “Ke depan kami juga akan mengadakan bimtek budidaya dan pengenalan cuaca pada kelompok nelayan, agar mereka tahu kapan cuaca bagus untuk melaut. Meskipun secara tradisional nelayan ini sudah sangat paham dengan kondisi laut, tapi tidak ada salahnya kami membrikan pembekalan secara teknologi modern,” tegas Dewi Hariani.

Sementara itu Kabid Budidaya, Pande Putu Ayu Sri Ratnawati menambahkan, dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan produksi perikanan ikan lele sehingga mampu meningkatkan pendapat pokdakan. Pelatihan melibatkan 30 pserta dari pokdakan yang menerima bantuan srana dan prasarnan perikanan budidaya tahun anggran 2017 dengan komoditas lele seperti Pokdakan Mina Kencana Desa Pering, Pokdakan Keramas Sejati Desa Keramas, Pokdakan Sari Kencana Br, Batan Ancak Desa Mas, Ubud, Pokdakan Toya Selasih, Desa Sanding dan Pokdakan Punduk Sari Desa Lebih. Dengan nara sumber Ir. Sri Sundari dan Ir. Panca Waluyo dari BP3 Banyuwangi, pelatihan berlangsung dari tanggal 27 s/d 31 Maret. Sementara itu Ir. Sri Sundari, teknologi bioflok adalah teknologi yang mampu mengolah limbah untuk meminimalkan libah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pkan. Bioflok merupakan kunci jawban dalam menciptakan budidaya ikan yang ramah lingkungan berkelanjutan, efisien dalam pengunaan air maupun pakan dapat meminimalisir limbah Bungan budidaya sesuai persyaratan cara budidaya yang baik  serta menjamin mutu dan keamnan hasil perikanan. “Setelah pelatihan ini kami harap peternak ikan dapat menyiapkan kolam bioflok, membuat pakan, mengukur parameter air monitoring hingga mampu melakukan pemanenan,” tegas Sri Sundari.  (eni)