Sinergi Kredit Pintar dan BPR Kanti, Melayani Keuangan Seluruh Masyarakat Indonesia

(Baliekbis.com), Kredit Pintar, perusahaan financial technology (Fintech) peer-to-peer (P2P) lending yang merupakan penyedia solusi kebutuhan akses pembiayaan bagi perorangan juga sektor produktif, memperluas strategi kemitraan dengan PT. BPR Sukawati Pancakanti atau biasa dikenal BPR Kanti. Strategi kemitraan yang dijalankan oleh Kredit Pintar dengan BPR Kanti bertujuan untuk mengembangkan layanan keuangan secara digital juga untuk mendorong inklusi keuangan baik di daerah maupun secara nasional.

Kredit Pintar sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sejak April 2018 dengan nomor surat OJK S-258/NB.213.2018 ini, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BPR Kanti yang dilaksanakan pada hari Jumat, 27 September 2019 di Bali. Sebelumnya, Kredit Pintar sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama BPD Bali, Bank DKI, dan BPR Perdana.

Wisely Wijaya, CEO dari Kredit Pintar mengatakan, “Kredit Pintar saat ini sedang mendorong pengembangan strategi bisnis dengan memperluas kemitraan dengan BPR dan BPD di seluruh wilayah Indonesia. Pada kesempatan kali ini, kami menggandeng BPR Kanti untuk maju bersama dalam memberikan solusi alternatif untuk keuangan kepada masyarakat melalui layanan yang inovatif. Bukan hanya dalam hal keuangan, tetapi kami harap melalui inovasi produk baru dengan teknologi dapat menciptakan produk yang berguna bagi masyarakat.”

“Hal ini kami harapkan menjadi bukti nyata bahwa Kredit Pintar hadir untuk mendorong perekonomian daerah agar semakin maju dan terdepan melalui produk canggih yang kami miliki. Dalam kemitraan ini, kami mengajak BPR Kanti untuk berpartisipasi dalam menyalurkan pembiayaan ke masyarakat di daerah Bali dan sekitarnya, khususnya yang tidak dapat mengakses perkreditan dari lembaga keuangan tradisional. Kami senang bahwa perkembangan teknologi ini dapat menjadi solusi dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang tentunya akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional,” tambah Wisely.

Berdasarkan data dari Bank Dunia adanya credit gap yang cukup besar di Indonesia yang jumlahnya hampir mencapai Rp 1.000 triliun. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan kredit dengan kemampuan institusi keuangan dalam menyediakan kredit. Sedangkan data dari OJK per Juni 2019, secara akumulatif industri fintech telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp 44,80 triliun.

“Melihat data tersebut, kami optimis terhadap potensi besar terhadap keuangan digital di Indonesia untuk terus berkembang dan berdampak baik pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, kami ingin mengajak seluruh pihak institusi keuangan untuk menjalin kemitraan dalam melayani seluruh masyarakat dalam akses pengkreditan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi sektor keuangan di Indonesia,” tutup Wisely. Hingga saat ini, Dukungan nyata dari Kredit Pintar terhadap pemerataan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan menyalurkan pinjaman secara akumulatif mencapai 6 triliun dengan total nasabah 1,6 juta di awal September 2019. (ist)