Simakrama Kebangsaan Serangkaian Perayaan Nyepi 2022, Momentum Perkuat Keutuhan Bangsa

(Baliekbis.com), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat melalui Panitia Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 bersama MPR-RI dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta menggelar simakrama kebangsaan di Pura Parahyangan Agung Jagatkarta di wilayah Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (26/3/2022).

Kegiatan Dharma Santi Kebangsaan yang perdana dilaksanakan serangkaian Nyepi tersebut mengundang para pembicara seperti Dr. Ahmad Basarah, SH.,MH (Wakil Ketua MPR RI) yang diwakili oleh Komang Koheri, SE ((anggota DPR-RI), Mayjen TNI (Pur) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Pengurus Harian PHDI Pusat yang juga anggota BPIP), Prof. Dr. I Wayan Labha, M.Sc dan Letjen TNI (Pur) I Wayan Midio, M.Fil (Yayasan Giri Taman Sari Parahyangan Agung Jagatkarta), KS Arsana (Ketua DPP Prajaniti Pusat) dan I Made Sutresna, S.Ag.,M.A (Ketua STAH Dharma Nusantara Jakarta).

Ketua Panitia Dharma Santi Nasional, Brigjen TNI Putra Widiastawa dalam sambutannya mengatakan dinamika perkembangan lingkungan strategi pada lingkup global yang cenderung distimulir oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berimplikasi sampai pada lingkup regional serta kehidupan berbangsa dan bernegara pada lingkup nasional.

Dimana bersamaan dengan itu juga menghadirkan nilai positif yang dapat dieksploitasi dalam rangka kemajuan bangsa. Tetapi di sisi lain juga menyertakan pengaruh negatif yang dapat menjadi ancaman serta mengganggu keutuhan dan kedaulatan negara. Salah satu bentuk ancaman tersebut adalah lunturnya rasa nasionalisme, terdegradasinya pemahaman terhadap impelementasi nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari falsafah pemersatu bangsa dan negara yg kita cintai.

Menyikapi situasi tersebut maka semua pihak perlu mendorong berbagai upaya yang mampu membumikan kembali nilai-nilai Pancasila di hati dan sanubari segerap bangsa sehingga (Pancasila) tetap ajeg dan menjadi pemersatu demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Demikian juga hari ini umat Hindu yg tergabung dalam himpunan Mahasiswa/i STAH Dharma Nusantara sebagai generasi muda sudah sangat tepat menggagas kegiatan simakrama kebanggaan dengan bekerjasama dgn MPR RI dan Panitia Nasional perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944,” paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan simakrama kebangsaaan yang dilaksanakan di Pura Parahyangan Agung Jakatkarta Gunung Salak sebagai bagian dari rangkaian perayaan Nyepi Nasional juga menjadi penting guna menjaga dharma agama dan dharma negara. Ia mengungkapkan, simakrama kebangsaan merupakan impelementasi dari konsep ajaran Hindu Tri Hita Karana, dimana tiga sumber keharmonisan dan kesejahteraan adalah berakar dari keselarasan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan/Ida Shang Hyang Widhi Wasa, manusia dengan sesama dan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.

“Simakrama kebangsaan adalah perwujudan sikap membangun hubungan harmonis antarsesama manusia utk menuju paripurna sebagaimana konsep Tri Hita Karana. Dimana beberapa waktu yang lalu setelah dilakukan berbagai prosesi ritual mulai dari melasti, tawur agung, catur brata dan ngembak geni yg merupakan cerminan hubungan kita dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhuk ciptaan Nya, ritual tersebut juga merupakan pengejawantahan hubungan antara kita sebagai umat dengan Alam semesta,” papar dia.

Putra Widiastawa juga mengungkapkan bahwa simakrama kebangsaan ini selain menjadi salah satu penjabaran Tri Hita Karana juga sejalan dengan apa yg menjadi substansi dari empat konsensus kebangsaan yakni Pancasila, UUD, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Dimana di tengah-tengah berbagai dinamika permasalahan bangsa yang diwarnai berbagai konflik sosial dan horisontal sebagai akibat tergerusnya rasa nasionalisme dan menurunnya pemahaman terkait toleransi beragama yang marak terjadi di kalangan generasi muda, forum ini wujud partisipasi dan kepedulian umat Hindu dalam upaya mewujudkan keharmonisan umat dan sesama dalam rangka memperkuat keutuhan dan persatuan bangsa.

“Simakrama kebangsaan ini menjadi sarana untuk mengkaliberasi kembali komitment seluruh komponen bangsa agar penyelenggara kehidupan berbangsa dan bernegara kita kembali kepada upaya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang diwariskan ‘foundings father’ kita guna mencapai serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatupadu, adil dan makmur. Hal ini senada dengan tujuan dari pascapencanganan pemerintah untuk membangun tahun toleransi pada 2022 ini,” tambahnya.

Lebih jauh ditegaskan, bahwa esensi dari kegiatan simakrama ini dinilai sebagai aktualisasi nilai luhur Hindu yakni “tat twam asi” yang bermakna kesetaraan. “Tat twam asi demikian juga Vasudewa kuthumbakam pada dasarnya mengandung makna bahwa kita semua bersaudara. Umat Hindu memiliki harkat martabat yang sama di mata Tuhan dengan umat lainnya. Dalam aspek berbangsa bahwa kita juga memiliki kesetaraan di mata hukum. Wujud dari kesetaraan tersebut juga berlaku bagi umat Hindu,” ujarnya.

Momentum simakrama bersamaan dengan peringatan Hari Suci Saraswati, Putra Widiastawa kemudian mengajak para mahasiswa dan mahasiswi peserta simakrama agar memanfaatkan hari turunnya ilmu pengetahuan sebagai penyemangat untuk tidak pernah mengenal waktu untuk belajar. “llmu pengetahuan sejatinya adalah kekuatan untuk membangun kesejahteraan dan persatuan. Ilmu pengetahuan akan dapat mengangkat derajat dari kesengsaraan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan,” demikian Putra Widiastawa. (ist)