SIKAP, Kolaborasi Tari Kontemporer Indonesia-Prancis, Tampil di Sejumlah Kota Besar di Prancis

(Baliekbis.com), Sejumlah seniman tari asal Indonesia dan koreografer Prancis menggelar kolaborasi tari kontemporer yang berjudul “SIKAP”. Koreografer dan pengarah artistik asal Prancis, Abderzak Houmi, berkolaborasi dengan empat penari asal Indonesia, yaitu: Erwin Mardiansyah, Krisna Satya, Siska Aprisia dan Tazkia Hariny Nurfadlillah. Desain pencahayaan dirancang oleh seniman asal Prancis, Jean-Marie Lelièvre.

Abderzak Houmi telah mengenal penari dari berbagai kota di Indonesia sejak 2018, khususnya melalui kontak dengan Sasikirana KoreoLab and Dance Camp sebagai tempat persiapan produksi SIKAP di Bandung, Jawa Barat. Kolaborasi ini juga didukung oleh Institut Prancis di Indonesia (IFI).

Dijelaskan Houmi, SIKAP mengambil kata dari Bahasa Indonesia yang menyatakan dengan baik bahwa tari bukan sekadar keterampilan gerak namun juga adalah sikap dari para penari yang diharapkan menginspirasi penontonnya.
“Sikap juga adalah hal yang terpenting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, demikian kesimpulan saya setelah mempelajari dan mengamati kehidupan di Indonesia,” jelas Houmi.

Para artis dari Indonesia tiba pada 22 Desember yang lalu dan telah memulai tur untuk menampilkan SIKAP sebanyak 15 kali di sejumlah kota besar di Prancis, yaitu: Amboise, Troyes, Lillebonne, Orléans, Chinon, Joué-lès-Tours, dan Vernouillet. Tur telah berlangsung sejak 14 Januari hingga 26 Februari 2022 mendatang.

Dubes/Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar, yang hadir di pertunjukan di Orleans, 2 Februari lalu, menyaksikan animo masyarakat yang menonton sangat tinggi dan pertunjukan SIKAP mendapat apresiasi yang sangat baik. Penonton menyaksikan pertunjukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Ismunandar mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap kontak antar artis dapat berkesinambungan serta berkembang untuk kolaborasi bidang-bidang lain.

“Koreografi SIKAP banyak menunjukkan filosofi Indonesia, misalnya Pancasila terlihat dalam persegi lima dalam pencahayaannya, pentingnya sikap atau attitude dalam kehidupan, dsb. Hubungan pribadi antar artis dalam kolaborasi ini juga menunjukkan pentingnya hubungan people to people, komponen penting diplomasi,” terang Ismunandar. (ist)