Serasehan “Dampak Negatif Virus Corona: Solusi Alternatif Menuju Pariwisata Bali Berkelanjutan” di Toya Devasya, Jadikan Wisatawan Cina sebagai Ambasador

(Baliekbis.com),Virus corona yang terjadi di Cina memang menimbulkan dampak luas, termasuk Bali yang selama ini banyak mendapat kunjungan turis dari negara Tirai Bambu ini. Adanya kasus tersebut menyebabkan wisatawan Cina ke Bali turun signifikan.

Dalam serasehan sehari mengangkat tema “Dampak Negatif Virus Corona: Solusi Alternatif Menuju Pariwisata Bali Berkelanjutan” yang berlangsung di Toya Devasya Natural Hot Spring, Batur Kintamani, Jumat (7/2/2020), para pelaku pariwisata Bali mengaku tetap optimis masalah yang dihadapi Cina ini akan bisa diatasi dan segera berlalu.

Bahkan berbagai kalangan pariwisata yang hadir terlihat tetap tegar menghadapi situasi ini. “Kami di Toya Devasya Natural Hot Spring tetap melakukan kegiatan secara normal. Meski harus diakui kunjungan wisatawan Cina menurun tajam,” ujar GM sekaligus owner Toya Devasya Natural Hot Spring Dr. I Ketut Mardjana di sela-sela serasehan yang juga dihadiri Anggota DPD RI asal Bali Dr. Made Mangku Pastika, istri Konjen China di Bali Sun Li Hua dan Kadisparda Bali Putu Astawa.

Ketegaran dan keyakinan Dr. Mardjana juga ditunjukkan dengan tetap melakukan kegiatan secara normal. “Semua pegawai kami tetap bekerja seperti biasa,” ujar mantan Dirut Pos Indonesia ini. Padahal dalam kondisi normal, kunjungan wisatawan Cina di Toya Devasya paling dominan. “Setiap harinya bisa sampai 800-an. Kini turun signifikan,” jelas Mardjana.

Meski demikian, ia tetap yakin kondisi ini takkan berlangsung lama. Dan dalam kondisi ini juga akan dimanfaatkan untuk melakukan pembenahan-pembenahan sehingga ketika kondisi pulih, pelayanan bisa semakin meningkat.

Dr. Mardjana (kiri) dan Mangku Pastika

Apalagi berbagai upaya dilakukan pemerintah Cina untuk menanggulangi virus ini. Sebagaimana diungkapkan Ms. Sun Li Hua, bahwa pemerintahnya terus berusaha melakukan upaya-upaya menangani virus corona ini. Selain membangun fasilitas rumah sakit, juga mengerahkan ribuan tenaga medis.

“Ada 7 ribuan dokter dan suster yang dikerahkan untuk menangani kasus ini. Bahkan upaya penanggulangan yang dilakukan ini dinilai sudah melebihi standar yang ditentukan WHO,” ujar Sun Li Hua. Li Hua juga menegaskan kasus ini sudah mulai menurun dan ia optimis bisa secepatnya diatasi.

Sikap optimis juga disampaikan Anggota DPD RI asal Bali Made Mangku Pastika yang meyakinkan para pelaku pariwisata bahwa kasus ini takkan berlangsung lama. “Apa yang tak bisa dilakukan Pemerintah Cina. Bahkan bangunan setinggi 57 lantai bisa diselesaikan dalam belasan hari. Saya saat menjabat Gubernur Bali untuk membangun satu rumah sakit bisa sampai empat tahun,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Keyakinan mantan Kapolda Bali ini bukan tanpa alasan kuat. Ia mencontohkan Bali sudah beberapa kali menghadapi cobaan besar di bidang pariwisata dan bisa mengatasinya dengan baik. Seperti kasus rabies, SARS dan Bom Bali. “Saya kira kasus corona ini tak terlalu besar. Jadi kita harus yakin ini segera bisa teratasi. Percayalah pasti bisa selesai, ini bukan badai, tapi angin semilir. Jadi harus optimis, pasti ada obatnya,” pesan Pastika.

Ms. Sun Li Hua

Stakeholder juga diminta jangan lemah seolah dunia mau kiamat. Justru ini kesempatan untuk berbenah. Dikatakan dengan masih adanya ribuan wisatawan Cina yang tinggal di Bali agar diperlakukan dan dilayani dengan baik. Ini akan menjadi promosi bagi Bali, mereka akan jadi ambasador di negaranya, Cina. “Pelihara hubungan yang sudah baik ini. Apalagi Bali adalah pewaris paling banyak budaya Cina, seperti di Kintamani adanya sejarah perkawinan putri Kang Cing Wie dari Cina dengan raja Sri Jaya Pangus.

Ketua NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali Agus Maha Usadha juga mengajak pelaku pariwisata agar tak terlalu khawatir berlebihan atas virus corona ini. “Kita tetap harus optimis dan berbuat agar pariwisata tetap jalan,” ajaknya. Pelaku usaha Cahaya Wirawan Hadi juga mengatakan hal serupa. Ia yakin pemerintah Cina bisa cepat menanggulangi masalah ini.

Sementara Kadisparda Bali Putu Astawa mengaku pihaknya tidak tinggal diam dengan kondisi ini. Pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kunjungan wisman maupun wisatawan domestik. “Kita minta harga tiket murah ke Bali, paket diskon, paket murah serta menggelar festival internasional lebih banyak lagi. Kita juga akan kumpulkan konjen yang ada di Bali, agar membawa warganya berkunjung ke Bali,” ujar Astawa. Ditambahkan kunjungan wisatawan Cina ke Bali menempati urutan kedua yakni 1.185.519 pada tahun 2019 dan terbanyak Australia yakni 1.245.410. (bas)