Serahkan Bantuan 7.885 Bibit Kelapa Genjah, Gus Adhi: Bali Kekurangan Kelapa

(Baliekbis.com),Tingginya kebutuhan kelapa menyebabkan Bali kekurangan kelapa dalam jumlah sangat besar. Kondisi tersebut terjadi karena belum maksimalnya potensi yang ada dimanfaatkan untuk penanaman kelapa serta meningkatnya kebutuhan.

“Untuk hari raya Nyepi saja, Bali harus mendatangkan satu juta kelapa dari luar daerah. Belum kebutuhan sehari-hari dan hari besar lainnya,” ujar Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra saat acara Diseminasi Inovasi Teknologi Pengembangan Benih Hasil Litbang Komoditas Kelapa Genjah di Kabupaten Jembrana”, Senin (13/12).

Pada acara tersebut Gus Adhi sapaan akrab politisi Partai Golkar asal Badung ini secara simbolis menyerahkan bantuan 7.885 bibit unggul kelapa genjah kerja sama dengan BPPT Bali kepada sejumlah subak dan kelompok tani.

Adapun bibit yang dibagikan berupa kelapa Genjah Kuning dan Genjah Merah. Kelapa ini mampu berbuah rata-rata pada umur 3 tahun dan per pohon menghasilkan hingga 140 butir.

Ditambahkan Gus Adhi, pilihan bantuan kelapa genjah kepada petani setelah melihat kebutuhan kelapa yang begitu besar dan keunggulan dari kelapa genjah ini.

Anggota DPR RI Gus Adhi

Untuk mendorong agar petani semangat mengembangkan bibit unggul ini, Gus Adhi bahkan merogoh kantong pribadinya dengan memberi stimulir kepada kelompok tani dan subak.

“Ini sebagai stimulus, mari kita kembangkan kelapa ini secara intensif dalam hamparan sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat (petani),” ujar Gus Adhi yang disambut hangat puluhan perwakilan petani yang hadir.

Sementara Kepala BPPT Bali Dr. I Made Rai Yasa mengatakan kebutuhan kelapa di Bali terus meningkat. Rai Yasa bahkan merinci dengan penduduk yang mencapai 3 juta lebih atau 800 ribu KK (Hindu) saat ini kebutuhan kelapa untuk upacara sangat tinggi. Kondisi ini terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk.

“Tahun 2019 Bali sudah datangkan 1 juta kelapa genjah dari luar daerah. Karena itu kelapa genjah ini kita genjot penanamannya karena melihat kebutuhan yang sangat tinggi dan sudah tentu nilai ekonominya untuk meningkatkan pendapatan,” tambah Rai Yasa.

Kadis Pertanian Jembrana Wayan Sutama menjelaskan potensi kelapa di Jembrana sangat besar yakni 20 ribu hektar. Lahannya juga sangat cocok sehingga bisa menghasilkan kelapa yang berkualitas tinggi.

“Serabutnya bahkan sudah diekspor. Kita ada beberapa pabrik cocopeat yang mengolah serabut kelapa untuk ekspor,” jelasnya. Ke depan untuk meningkatkan pendapatan, pengembangannya akan diarahkan  berbasis korporasi petani ‘one produk one village’. Juga produk yang berorientasi ekspor seperti pisang cavendish, kakao, juga manggis yang sangat cocok di daerah ini.

Diakui saat ini penanamannya di petani masih tersebar. Ke depan orientasinya berbasis kawasan agar lebih mudah dalam pengelolaannya. Ia menambahkan petani juga mengalami kendala terkait sertifikasi untuk ekspor.

Sementara I Made Suardana, Anggota DPRD Bali dari Jembrana pada kesempatan tersebut menjelaskan karena covid banyak yang bertani, termasuk petani milenial. Untuk itu, ia berharap dinas terkait bisa membantu bibit dan memberi pendampingan pembinaan. “Kami juga bantu bibit manggis, alpukat, dll untuk mendukung usaha petani,” jelasnya. (bas)