Sensus Pertanian 2023, Dr. Mangku Pastika, M.M. Harap BPS Hasilkan Data Lengkap dan Akurat

(Baliekbis.com), Data yang lengkap dan akurat sangat penting sebagai acuan dalam kegiatan, dasar perencanaan, membuat keputusan serta bahan evaluasi.

“Data statistik itu adalah kompas dan lentera. Jadi saya gak mau bicara kalau tidak didukung data yang akurat. Saya lihat survey oleh BPS makin akurat karena memanfaatkan teknologi canggih. BPS sebagai mitra kerja Komite IV saya harapkan bisa menghasilkan data yang kontekstual sesuai kebutuhan,” ujar Mangku Pastika saat reses dengan BPS Bali, Senin (27/2) di Kantor BPS, Renon Denpasar.

Reses yang mengangkat tema “Mencermati Keberadaan Sensus Pertanian dan Implikasinya ke Depan” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja dihadiri langsung Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya dan Tim.

Dalam reses mengemuka selain peta kondisi pertanian di Bali juga tenaga kerja yang terjun ke sektor pertanian, alih fungsi lahan dan masalah kemiskinan keluarga yang terjun di sektor pertanian. Juga peluang pengembangan urban farming.

Menurut Mangku Pastika kalau melihat data persentase keluarga miskin yang bekerja di sektor pertanian, Bali masih lebih baik dari nasional. “Keluarga miskin di pertanian sekitar 19 persen, sedangkan nasional sampai 51 persen. Ini artinya potensi pertanian Bali masih lebih baik kalau dikelola secara profesional karena akan mampu mengurangi angka kemiskinan,” jelas Mangku Pastika.

Mantan Gubernur Bali dua periode ini mengatakan ekonomi Bali memang dominan di industri pariwisata. Padahal sifat dasar orang Bali adalah bertani. Karena itu kalau mau jadikan pertanian prioritas maka harus didukung dan potensinya masih sangat besar.

“Saya dengar anggaran pertanian Bali justru sekitar 2 persen, ini sangat kecil. Kalau memang mau bangun pertanian mestinya anggarannya bisa lebih banyak lagi. Dan data statistik bisa jadi acuan untuk itu. Saat saat Gubernur, karena peduli pertanian anggarannya saya tingkatkan seperti untuk subak, juga saya dirikan Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi). No farming no life (tidak ada pertanian, tidak ada kehidupan),” tegasnya.

Di sisi lain, Made Mangku Pastika mendorong agar BPS mendesain materi yang akan ditanyakan kepada responden dalam Sensus Pertanian 2023 bisa sesuai dengan kebutuhan daerah.

Sensus Pertanian akan dilaksanakan Juni-Juli 2023 merupakan program nasional diharapkan permasalahan-permasalahan pertanian di Bali, seperti soal peningkatan alih fungsi lahan dan keengganan anak muda Bali bertani menjadi perhatian.

Mangku Pastika juga minta warga menerima dengan baik kedatangan petugas Sensus Pertanian 2023. Warga harus menyampaikan jawaban yang benar dan jujur sehingga program tersebut bisa mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Sebab data yang disampaikan akan menentukan arah kebijakan pertanian ke depan.

Ketua Tim Pelaksana Sensus Pertanian 2023 Provinsi Bali Sapto Wintardi menambahkan kalau secara nasional, sektor pertanian di urutan 3, sedangkan Bali di posisi 2. Jumlah penduduk Bali yang bekerja sebanyak 2,6 juta dan terbanyak di perdagangan, disusul pertanian (bertani). Petani Bali didominasi usia 45 tahun ke atas. “Kalau SDM petani ditingkatkan dan harga produknya bagus maka akan semakin sedikit petani yang miskin,” jelasnya.

Kepala BPS Hanif Yahya mengakui sektor pertanian ini rentan dan kerap dijadikan banyak serep ekonomi Bali. Pertanian paling mudah dimasuki dan ditinggalkan. “Seperti ketika pariwisata terpuruk, banyak yang ‘lari’ ke pertanian. Saat mulai pulih mereka tinggalkan. Ini dapat dilihat saat covid, dimana pendapatan saat covid meningkat dari pertanian,” ujarnya.

Hanif berharap pemerintah daerah bisa lebih fokus pada sektor pertanian karena ini merupakan sektor yang menentukan untuk ketahanan pangan. (bas)