Seminar Pembangunan Budaya Bali di Dwijendra, Ny. Putri Koster: Jaga Etika dalam Kehidupan Sehari-hari

(Baliekbis.com), Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mengatakan dalam Agama Hindu dikenal ajaran Catur Guru atau empat guru yang harus dihormati, yakni Guru Swadyaya (Tuhan), Guru Wisesa (Pemimpin/Pemerintah), Guru Pengajian (Guru di sekolah), dan Guru Rupaka (Orang tua).

“Karena itu, ibu minta kepada anak-anakku agar tetap menjaga etika dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Etika kita sebagai ‘nak’ Bali harus hormat pada orang yang lebih tua. Apalagi kepada guru. Jangan menjadi anak yang durhaka” pinta Ny. Putri Suastini Koster saat tampil sebagai narasumber dalam Acara Seminar yang diadakan Universitas Dwijendra, Kamis (25/8). Seminar sehari yang bertemakan tentang “Peranan Generasi Muda dalam Pembangunan Budaya Bali” dipandu Rektor Dwijendra University Dr. Ir. I Gede Sedana, M.Sc.,M.M.A. dilaksanakan di Aula Sadhu Gocara Yayasan Dwijendra yang dihadiri ratusan peserta.

Juga hadir dalam seminar hybrid ini Ketua Yayasan Dwijendra, Dr. I Ketut Wirawan, SH., M.Hum., Ketua Badan Pembina Yayasan Dwijendra, I.B. Erwin Ranawijaya, SH.,M.H., para dosen di lingkungan Dwijendra University, para kepala sekolah, guru dan mahasiswa.Ny. Putri Suastini Koster dalam paparannya menjelaskan seminar yang mengetengahkan peranan generasi muda dalam pembangunan budaya Bali ini sangat positif karena ke depan sebagai anak Bali, yang tinggal di Bali harus melakukan tindakan-tindakan yang muncul dalam diri masing-masing melalui pemahaman akan kebudayaan Bali yang juga tidak hanya dilihat dari satu sudut saja namun dari berbagai faktor.

Ny. Putri Koster didampingi Ketua Yayasan Dwijendra Dr. Wirawan dan Rektor Dr. I Gede Sedana

Sementada etua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, S.H., M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Ketua PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster yang di sela-sela kesibukan padat sempat hadir sebagai narasumber di seminar ini.

“Kita patut berbangga bahwa Ibu Putri Koster hadir di tengah-tengah kita untuk memberi pencerahan dan wawasan bagi generasi muda dalam pembangunan budaya Bali,” jelas Dr. Wirawan.

Terkait seminar ini, Dr. Wirawan berharap sebagai yayasan bernuansa Hindu pertama di Indonesia, maka sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Dwijendra harus menjadi pelopor dalam pelestarian adat dan budaya Bali.

Dalam seminar tersebut juga dilakukan tanya jawab yang intinya dalam kondisi sekarang perlunya edukasi sehingga adat dan budaya (Bali) bisa tetap lestari. (bas)