Seminar BEIF 2021, Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata, Pemerintah Terus Genjot Vaksinasi Covid-19

(Baliekbis.com), Menteri Keuangan  Sri Mulyani Indrawati  menyampaikan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah luar biasa dalam penanganan pandemi Covid-19.

Tak hanya di bidang kesehatan, kebijakan menyentuh berbagai lini termasuk pemulihan perekonomian, dan kepariwisataan.

“Pandemi Covid-19 memberikan hantaman keras bagi sektor kepariwisataan Pulau Dewata. Oleh karenanya, pemerintah saat ini tengah menggenjot program vaksinasi,” ujar Sri Mulyani yang disampaikan secara daring saat acara “Bali Economic and Investment Forum 2021: Grand Design of Bali Economic Recovery”, di Nusa Dua, Kamis (8/4/2021).

Seminar sehari ini dihadiri Asisten Deputi (Asdep) Investasi Strategis Bimo Wijayanto dan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI, Fajar Utomo serta Kadisparda Bali dan Kepala BI Provinsi Bali.

Sri Mulyani berharap vaksinasi Covid-19 bisa menjadi senjata bagi Indonesia untuk mengakhiri resesi ekonomi dalam negeri.

“Saat ini semua negara mencoba untuk mendapatkan akses vaksinasi. Karena dengan vaksinasi diharapkan pemulihan ekonomi dari berbagai negara bisa dilakukan,” tambahnya. Namun yang jadi persoalan adalah jumlah dan pasokan vaksin masih sangat terbatas.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam paparannya yang disampaikan melalui daring mengatakan pihaknya mendukung langkah-langkah yang dilakukan NCPI Bali, seperti menggelar seminar ini.

“Saya mendukung gerakan para pemangku kepentingan pariwisata untuk memulihkan sektor pariwisata di Bali. Langkah-langkah yang telah dilakukan dengan melakukan vaksinasi Covid-19 secara massal sesuai dengan program pemerintah adalah langkah tepat untuk membangkitkan semua sektor agar roda perekonomian kembali normal,” ucapnya.

Ia mengatakan saat ini pemerintah terus berupaya melakukan program vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, termasuk di Bali. Dengan langkah ini, diharapkan pada Juni mendatang sudah menjadi zona hijau sehingga seluruh objek wisata yang vital di Bali aman dikunjungi wisatawan.

“Jika semua masyarakat sudah divaksinasi, maka optimisme mendatangkan wisatawan lebih terjamin. Begitu juga wisatawan akan merasa aman berkunjung ke objek-objek wisata,” katanya.

Ketua DPW NCPI Bali Agus Maha Usadha dalam  sambutannya berharap, event ini menghasilkan capaian signifikan, utamanya dalam sinkronisasi kebijakan di seluruh pemerintahan, baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

Terkait vaksinasi Covid-19, ia juga berharap bisa menghasilkan impact yang maksimal. “Paling tidak Juli 2021 bisa tercover, astungkara kita bisa memulai era baru untuk fight di ekonomi,” tegasnya seraya menambahkan hasil kegiatan ini akan dirangkum, untuk kemudian diserahkan sebagai rekomendasi ke pemerintah.

Agus berharap rekomendasi ini bisa menjadi rujukan bagi pemerintah ketika mengambil kebijakan dalam proses pemulihan perekonomian nasional.

“Segera setelah acara ini kita akan susun rekomendasi dan tindaklanjutnya tahap demi tahap. Karena nanti ini banyak sekali urutannya, dan itu pasti harus terintegrasi dengan pemerintahan tingkat kabupaten, dan kota serta provinsi. Selain itu juga kami akan desak agar Pemerintah Pusat itu lebih berperan bagi Bali,” pungkasnya.

Di sisi lain, Agus mengatakan dalam membangkitkan sektor pariwisata diperlukan perhatian juga terhadap bidang pertanian dalam arti luas yang wajib menjadi prioritas untuk dikembangkan pada masa mendatang.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali I Made Ariandi menjelaskan ada sejumlah target Kadin dalam proses recovery ekonomi Bali di antaranya recovery pariwisata, recovery UMKM dan basis pertanian pangan serta program pengembangan ligth manufacture.

Dikatakan Ariandi, para stakeholder telah mengembangkan rencana tindakan sesuai domain dengan visi yang sama sebagaimana tujuan visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

“Ada baiknya keseluruhan rencana tindakan tersebut dielaborasikan kembali untuk menemukan strategi yang kolaborative antara stakeholder untuk menemukan formasi yang tepat dan adaptive dengan ekosistem yang sudah, sedang dan akan terbangun,” jelas Ariandi. (ist)