Sektor Pertanian Jadi Tumpuan Ekonomi, Permintaan Pupuk Cair EM4 Tetap Eksis

(Baliekbis.com), Virus Corona (Covid-19) yang merebak di seantero dunia, dan khususnya di Indonesia telah meninabobokan ragam aktivitas sosial dan perekonomian yang dijalankan manusia. Semua tiarap sembari berharap virus menakutkan ini cepat berlalu dan berakhir. Tapi sampai kapan? Butuh kesabaran lebih untuk menanti. Hanya sektor pertanian masih diberdayakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Secara riil, pertanian menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia untuk menyambung hidup di tengah lesunya ekonomi, akibat pandemik virus Corona yang melanda hampir sebagian semua negara di dunia. Perusahaan terpaksa merumahkan karyawan tanpa gaji dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Masyarakat yang tadinya tingal di kota kembali ke kampung halaman karena tidak sanggup bertahan di kota tanpa penghasilan.

Kondisi kota menjadi lenggang yang dialami hampir seluruh pelosok di Indonesia. “Masyarakat  kembali ke kampung halaman dengan mengembangkan sektor pertanan untuk menghasilkan komoditas yang mampu menyambung hidup,” tutur Wakil Direktur PT Songgolangit Persada,  Ir. H Agus Urson Hadi Pramono.

Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah,  15 Juni 1967 itu mengatakan, berbagai usaha untuk menggarap lahan kosong di belakang rumah, di sawah atau di ladang dilakukan sendiri-sendiri. Pengembangan sektor pertanian yang dilakukan di berbagai daerah  itu menyebabkan permintaan pupuk, khususnya cair dengan teknologi Effective Microorganisme (EM4) tetap stabil dan eksis.

PT Songgolangit Persada yang mengelola tiga pabrik di Indonesia yakni Bojong Gede, Jawa Barat memproduksi pupuk cair EM4 untuk sektor pertanian. Pabrik pupuk Bokashi di Purwakarta, Jawa Barat masih tetap melayani permintaan para petani.

Pabrik di Bengkel, Kabupaten Buleleng, Bali membuat pupuk EM untuk pertanian dan mengatasi limbah. Pabrik di Bantas, Kabupaten Tabanan produksi pupuk untuk sektor peternakan, perikanan dan pertanian.

Pabrik pupuk di Desa Bengkel yang berada dalam satu kawasan dengan pabrik Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, baru saja mengalami perluasan hingga mencapai 5.000 meter. Pabrik pupuk tersebut menyerap 45 tenaga kerja, pabrik Bantas, Tabanan 30 tenaga kerja dan pabrik di Bojong  Gede 15 orang.

Pabrik EM4 di Desa Bengkel menurut suami dari Dra. Sifa, M.Pd itu diarahkan untuk memenuhi kebutuhan petani di Indonesia bagian tengah dan Indonesia Timur yang dikirim melalui Surabaya, Jatim. Dari Pelabuhan Tanjung Perak didistribusikan ke daerah-daerah di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara Barat hingga Papua. Sedangkan produksi pabrik EM4 di Bojong Gede diarahkan untuk memenuhi konsumen di Jawa Barat, Jawa Tengah hingga daerah-daerah di Sumatera. Produksi pupuk Bokashi dan EM4 di Pabrik Bantas untuk memenuhi kebutuhan pasar di Bali dan Jawa Timur.

“Penjualan pupuk ramah lingkungan untuk sektor pertanian, perikanan, peternakan dan limbah cukup stabil, karena pengiriman tetap dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan yakni penyemprotan disinfektan terhadap semua jenis truk yang mengangkut barang, sebagai upaya antisipasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tutur ayah dari tiga putra putri ini. (ist)