Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung Pemogan Bius Penonton

(Baliekbis.com), Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan sebagai Duta Kota Denpasar tampil apik di parade gong kebyar anak-anak serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-XLI dengan membawa tarian Kreasi Wayu Anguan di Panggung Terbuka Ardha Candra, Art Center, Jumat (11/7) malam.

Dalam Pagelaran Parade Gong Kebyar Anak-anak tampak hadir Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra, Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Antari Jaya Negara, serta Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Kerti Rai Iswara.

Sebelumnya Sekaa Gong Kebyar Anak-anak menampilkan tarian kreasi Tenggek yang juga merupakan burung maskot fauna Kota Denpasar yang diciptakan I Made Sukarda, S.Sn dan pencipta Tabuh I Ketut Suandita, S.Sn. Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung tampil memukau dengan riuh tepuk tangan penonton. Kemudian Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah menampilkan Tarian Kreasi Wayu Anguan.

Penata tari I Made Gede Dwipayana  dan Penata tabuh Ketut Adi Wirahasa mengatakan tarian Wayu Anguan berasal dari kata Wayu identik dengean bayu yang merupakan penggabungan dari emosional, keinginan, nafsu, api dan air yang terkombinasi secara harmonis. Anguan dalam bahasa sansekerta berarti mengembara. Wayu Anguan berarti tenaga atau kekuatan yang selalu mengembara sebagai bentuk jiwa atau pramana. Wayu sering disimbolkan dengan Hanoman yang identik dengan istilah sinom yang artinya daun muda, itu sebabnya Wayu dalam konteks Pramana (Jiwa) selalu muda.

“Kombinasi ini dapat digambarkan dengan warna merah emosional keinginan atau ide, hijau identik dengan kehidupan atau pengerak ide yang akan menghasilkan warna kuning simbol kesejahteraan yang selalu bergerak, disimbolkan dengan kepindekan, kesejahteraan sunari, bentuk atau gerak petakut,” ujarnya.

Sementara Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra sangat mengapresiasi pementasan yang ditampilkan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Swara Giri Banjar Gunung, Desa Pemogan. Semangat yang ditunjukan sekaa gong, penari hingga persiapan yang dilaksanakan seluruh krama banjar serta tim sangat patut diapresiasi.

“Menjaga seni budaya dan tradisi warisan leluhur merupakan keharusan di dalam melestarikan kebudayaan  sebagai bentuk benteng moral dan pedoman didalam menjalankan hidup. Karena ditangan merekalah nantinya kelangsungan seni budaya di Kota Denpasar akan terjaga,” ujar Walikota Rai Mantra sembari bercengkrama dengan sekaa gong seusai pagelaran. (eka)